eprintid: 28396 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 111 dir: disk0/00/02/83/96 datestamp: 2017-11-20 08:43:18 lastmod: 2017-11-20 08:43:18 status_changed: 2017-11-20 08:43:18 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: RISA HIDAYAH, NIM.13530072 title: ZĪNAH MENURUT HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR ispublished: pub subjects: iath full_text_status: restricted keywords: Zinah, Hamka note: Moh. Hidayat Noor, S.Ag. M.Ag. abstract: Kata zīnah dalam bahasa Arab merupakan bentuk mashdar dari kata ناز ﺔﻨﯾز ﻦﯾﺰﯾ yang memiliki arti perhiasan. Kata zīnah dalam kamus al-Munawir berarti perhiasan, sinonim dari kata Zuhruf. Di dalam suatu ayat dijelaskan, bahwa perhiasan merupakan keindahan yang melekat pada fisik perempuan, yaitu keindahan tubuh perempuan itu sendiri. Selain itu juga menberikan gambaran secara umum bahwa kepada siapa keindahan itu boleh dilihat dan kepada siapa perhiasan tersebut tidak boleh dilihat seperti wajah dan telapak tangan wanita, kedunya merupakan keindahan yang dihalalkan untuk dilihat. Berbeda halnya dengan ayat yang lain surat al-A’raf ayat 31. Ayat ini berbicara kata zīnah berarti “pakaian”. Dari kedua perbedaan tersebut kata zīnah memiliki makna yang berubah-ubah, sehingga perlu adanya penelitian untuk memperjelas kata zīnah tersebut. Penelitian dalam skripsi ini dianalisis dengan perspektif Hamka sebagai subjek formalnya. Hal tersebut meliputi pengertian zīnah perspektif Hamka dan relevansi penafsiran zīnah menurutnya dengan konteks kekinian. Cara penyajian dalam skripsi ini dengan memaparkan data-data yang menjadi pemikiran tokoh terhadap suatu objek penafsiran. Alasan menggunakan perspektif Hamka, karena tafsir beliau sangat relevan dengan zaman dan termasuk tafsir “adabi ijtima’i” atau tafsir yang seimbang antara aqli dan naqli, sehingga bisa memperoleh pemahaman yang akuratif dan relevan. Hasil dari tulisan ini diperoleh pengertian zīnah menurut Hamka, zinah badaniyah (berupa keindahan tubuh), zīnah kharijiyah (berupa keindahan yang ada di luar fisik), zīnah bathiniyah (berupa keindahan yang ada dalam jiwa seseorang). Selain itu juga diperoleh relevansi penafsiran Hamka dengan konteks kekinian. Hal ini bisa dilihat pada penafsiran surat al-A’raf ayat 32, Hamka menafsirkan ayat ini bahwa, orang mu’min hendaknya seimbang dalam menyikapi perhiasan tidak terlalu berlebih-lebihan di dalam mencarinya dan tidak pula berlebih-lebihan mencari akhirat hingga meninggalkan dunia. Jadi hasil dari penelitian ini memperoleh definisi zīnah menurut Hamka dan memperoleh relevansi penafsiran Hamka dengan konteks kekinian. date: 2017-08-11 date_type: published pages: 122 institution: UIN Sunan Kalijaga department: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: RISA HIDAYAH, NIM.13530072 (2017) ZĪNAH MENURUT HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28396/1/13530072_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28396/2/13530072_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf