TY - THES N1 - Prof. Dr. H. Fauzan Naif, M.A., ID - digilib28461 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28461/ A1 - RADIYATUN ADABIYAH, NIM. 1520510036 Y1 - 2017/08/09/ N2 - Setiap agama yang ada tentu mendasarkan ajaran-ajarannya pada wahyu. Kata ?nabi? berasal dari kata naba yang berarti ?dari tempat yang tinggi? semestinya mempunyai kemampuan untuk melihat ke tempat yang lebih jauh (prediksi masa depan), yang disebut nubuwwah. Sebagaimana diketahui bahwa agama Islam mengambil ajaran-ajarannya yang berasal dari langit dengan sumber utamanya adalah al-Qur??n sebagai wahyu yang langsung dan as-Sunnah sebagai wahyu yang tidak langsung. Dalam suasana yang penuh dengan berdebatan tentang kenabian, muncullah al-F?r?b? dan Ibnu S?n? yang memiliki pengaruh yang sangat besar di dunia intelektual. Pengetahuan tentang kenabian ini lebih dikenal sebagai ?filsafat kenabian?. Pemikiran Ibnu S?n? tentang kenabian yang telah dijelaskan bahwa ia mengakui kenabian itu dimiliki oleh nabi yang disebutnya dengan intuisi suci yaitu suatu daya paling tinggi yang dapat diperoleh manusia sebagai nabi, dengan daya inilah para nabi dapat melakukan kontak langsung dengan Akal Murni tanpa harus bekerja keras untuk mencapainya. Selain dari itu, Ibnu S?n? juga mengakui pernyataan al-F?r?b? bahwa kenabian juga terjadi karena adanya daya imajinasi atau disebut dengan al-mutakhaiyyilah. Namun pernyataan lainnya Ibnu S?n? telah mengukuhkan bahwa asal wahyu adalah Akal Aktif, hal demikian menuai berbagai perdebatan di dunia filosof. Sebagai filosof muslim, Ibnu S?n? dan al-F?r?b? tidak pernah melupakan ajaran dari filosof Yunani, sehingga menjadikan keduanya berbeda dari filosof muslim lainnya seperti al-Ghaz?l?, Ibnu Rusyd, Ibnu Taimiyyah, al-J?bir?. Seperti halnya al-Ghaz?l?, sangat menentang teori kenabian dari al-F?r?b? dan tentu Ibnu S?n? juga terlibat di dalamnya karena Ibnu S?n? mengikuti jejak filosof sebelumnya yaitu al-F?r?b? terutama masalah kenabian. Dalam pemikiran al-Ghaz?l?, kenabian dapat diakui menurut riwayat dan dapat diterima menurut pertimbangan pikiran. Lain halnya dengan Ibnu Rusyd yang mengemukakan tiga jenis kritik kepada Ibnu S?n? yaitu pertama, Ibnu S?n? terpengaruh oleh premis-premis teologi terutama premis-premis dialektika yang telah diusung oleh al-Asy?ari. Kedua, Ibnu S?n? tepengaruh oleh dimensi-dimensi sufistik yang putus asa akan kemampuan akal. Ketiga, Ibnu S?n? juga sering menisbahkan pemikiran Aristoteles namun tidak ditemukan dalam berbagai karyanya. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan berbagai komentar dan tanggapan para filosof muslim terhadap pemikiran Ibnu S?n? tentang teori kenabian. Pada penelitian ini, penulis mendasarkan pandangan pada berbagai rujukan primer maupun sekunder yang mendukung hadirnya sebuah sanggahan terkait pembahasan tentang kenabian menurut Ibnu S?n?. Setelah dilakukannya sebuah analisis dari berbagai karya para filosof yang telah mengemukakan pandangannya terhadap pemikiran Ibnu S?n?, sehingga penulis mengetahui bahwa hadirnya kritik terhadap Ibnu S?n? tidak lain adalah munculnya berbagai bentuk penyampaian dalam sebuah susunan bahasa yang berbeda-beda. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Kenabian KW - Perspektif Ibnu S?n? M1 - masters TI - KENABIAN PERSPEKTIF IBNU S?N? DAN KRITIK TERHADAPNYA AV - restricted EP - 141 ER -