%0 Thesis %9 Masters %A WILDAN RIJAL AMIN, NIM. 1520510100 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2017 %F digilib:28540 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Living Hadis, Tradisi Kupatan, Desa Durenan Kabupaten Trenggalek %P 156 %T LIVING HADIS DALAM FENOMENA TRADISI KUPATAN DI DESA DURENAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28540/ %X Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji living hadis dalam fenomena tradisi Kupatan masyarakat Desa Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trengalek. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan yang mengambil lokasi di Desa Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Teori fenomenologi Alfred Schuzt sebagai pisau analisis yaitu Because of Motive dan In Order to Motive untuk mengetahui sebab dan tujuan masyarakat Durenan melestarikan adat tersebut. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data Primer diperoleh melalui wawancara mendalam kepada informan/responden yaitu tokoh agama, pegawai pemerintah dan masyarakat desa Durenan, juga diperoleh melalui observasi peristiwa/pelaksanaan ritual tradisi Kupatan durenan di Desa Durenan dan foto-foto yang mendukung, sedangkan data sekunder diperoleh melalui berbagai sumber secara tidak langsung dalam bentuk laporan, buku-buku, dan data yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait. Teknik pengumpulan datanya yaitu dengan wawancara, observasi, pencatatan, dan mengkaji dokumen dan arsip Faktor-faktor Because of Motive dan In Order to Motive yang mempengaruhi masyarakat Durenan lingkungan pesantren yang kuat. Dalam hal ini peran Kyai sangatlah penting dalam perkembangan adat masyarakat Durenan untuk terus melaksakan tradisi Kupatan Durenan. Dari hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa yang dimaksud tradisi kupatan Durenan adalah sebuah tradisi yang diawali dengan puasa syawal selama enam hari, upacara pelepasan, silaturahim ke rumah Kyai dan diakhiri dengan menghidangkan ketupat di tiap-tiap rumah. Unsur-unsur dalam tradisi kupatan Durenan yang dibawakan oleh Mbah Mesir diyakini berasal dari Hadis Nabi, Kemudian tradisi ini terus dilestarikan oleh cucunya yaitu Kyai Abdul Fattah Mu’in. Sebagai sosok Kyai yang disegani oleh masyarakat, tradisi yang dibawakan oleh leluhur Pimpinan Pondok Pesantren Babul Ulum ini selalu dilaksanakan terus menerus. Masyarakat Durenan hingga sekarang masih selalu rutin mengikuti tradisi Kupatan Durenan. Tradisi tersebut memang tidak akan bisa dijumpai selain di daerah Durenan dan sekitarnya. Desa Durenan adalah lokasi sentral lahirnya tradisi yang sudah berjalan sekitar dua ratus tahun tersebut. Dalam hasil penelitian living hadis, tradisi ini merupakan hasil praktek masyarakat terhadap ajaran-ajaran Nabi yang diajarkan oleh Mbah Mesir. Peran para leluhur dan Kyai adalah sebagai konektor yang menghubungkan antara teks dan masyarakat, yang kemudian diwujudkan dengan bentuk praktik secara terus menurus. %Z Dr. Ali Imran S.T.h.I., M.S.I