@mastersthesis{digilib28545, month = {July}, title = {GERAKAN PURITANISME DI KEPULAUAN KANGEAN (PERSATUAN ISLAM (PERSIS) DI SAPEKEN SUMENEP-MADURA 1972-2016)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 1520510089 NURUL FATIMAH}, year = {2017}, note = {Sunarwoto, M. A., Ph. D.}, keywords = {Puritanisme, PERSIS, Sapeken}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28545/}, abstract = {Kajian ini berfokus pada bahasan gerakan puritanisme di kepulauan khususnya pulau Sapeken yang termasuk dalam bagian kepulauan Madura. Seperti yang diketahui bahwa wilayah Madura memiliki masyarakat yang sangat loyal terhadap paham Islam tradisional tetapi di pulau Sapeken masuknya gerakan puritanisme justru dapat diterima dan berpengaruh dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat pulau Sapeken. Permasalahan primer yang diungkap dalam penelitian ini yaitu bagaimana Islam puritan berkembang di pedesaan?. Secara terperinci rumusan masalah yang dijawab dalam penelitian ini yaitu Pertama, bagaimana PERSIS lahir dan berkembang di Sapeken? Kedua, mengapa PERSIS mampu berkembang dan mendapatkan tempat di masyarakat pulau Sapeken? Secara umum tujuan penelitian ini yaitu untuk mengungkap sejarah masuknya, pekembangan dan konstribusi organisasi sosial keagamaan Persatuan Islam di Pulau Sapeken Sumenep Madura 1972-2016. Adapun tujuan khususnya yaitu Pertama, untuk menjelaskan proses berdirinya Persatuan Islam (PERSIS) di pulau Sapeken. Kedua, untuk melihat dan menjelaskan proses perubahan sosial dari Islam tradisional bergeser menjadi Islam puritan serta konstribusi Persatuan Islam (PERSIS) bagi masyarakat di pulau sapeken. Penelitian ini diharapkan dapat melihat gerakan puritanisme Islam di pedesaan khususnya di daerah kepulauan terpencil dan dinamikanya gerakannya. Dengan menggunakan pisau analisis teori etika protestan Max Weber, dapat menunjukkan bahwa masuknya gerakan puritanisme di pulau Sapeken karena, kondisi sosial keagamaan yang dianggap sudah jauh dari nilai-nilai ajaran Islam yang murni. Melekatnya tradisi-tradisi keagamaan Islam tradisional seperti slametan, tahlilan dan maulid nabi dan juga tradisi lokal masyarakat Bajo yang percaya dengan kekuatan laut dinilai sebagai sesuatu yang dapat mengurangi kemurnian ajaran Islam untuk itu perlu adanya purifikasi terhadap tradisi-tradisi tersebut. Ad-Dailamy Abu Hurairah adalah tokoh penggagas gerakan puritanisme PERSIS yang mampu melakukan purifikasi di pulau Sapeken. Meskipun Gerakan puritanisme PERSIS sudah mendapatkan tempat dan diterima oleh masyarakat Sapeken setelah melalui berbagai tantangan, tetapi PERSIS belum mampu merubah masyarakat Sapeken menjadi puritan sepenuhnya karena, dengan masuknya paham Islam puritan yang di bawa PERSIS justru menimbulkan terpecahnya masyarakat Sapeken menjadi dua kelompok yaitu pendukung Islam puritan dan Islam tradisional. Meskipun demikian PERSIS tetap menjadi organisasi yang lebih dominan di bandingkan yang lain, terlihat dari perkembangan lembaga pendidikan yang lebih pesat karena etos kerja yang tinggi dari Muslim puritan diwujudkan untuk pengembangan berbagai lembaga pendidikan dan sarana bagi kemaslahatan umat.} }