@phdthesis{digilib28840, month = {November}, title = {MENGEMIS SEBAGAI SUMBER PENGHASILAN UTAMA (STUDI KASUS PADA PENGEMIS DI KOMPLEK MAKAM SUNAN GUNUNG JATI CIREBON)}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = {NIM. 13250009 KUSMIYATI}, year = {2017}, note = {Dr. H. Waryono Abdul Ghofur, M.Ag.,}, keywords = {Pengemis, Mengemis, Teori Perilaku, komplek makam Sunan Gunung Jati, Sunan Gunung Jati}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28840/}, abstract = {Kemiskinan merupakan fenomena sosial yang klasik dan telah melekat pada kehidupan masyarakat, selain faktor minimnya jumlah lapangan pekerjaan, faktor pendidikan juga berpengaruh cukup besar. termasuk dikabupaten cirebon. Pada tahun 2015 di kabupaten cirebon tercatat ada 356.732 jiwa sebagai PMKS dari sekitar 2.156.000 jiwa penduduk kabupaten cirebon, dimana 505 jiwa berprofesi sebagai pengemis. Salah satu titik dengan jumlah pengemis terbanyak berada di komplek makam sunan Gunung Jati, Hal ini yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian tentang mengapa profesi mengemis dipilih sebagai sumber penghasilan utama di kaji dari Teori perilaku yang digagas oleh B.F Skinner yaitu Perilaku sosial dapat didefinisikan sebagai perilaku yang mengarah pada dua orang atau lebih yang saling terkait atau bersama dalam ikatan dengan sebuah lingkungan bersama. Jenis penelitian yan digunakan ialah kualitatif. Subjek penelitiannya adalah pengemis, dan orang-orang yang mengerti terkait hal tersebut, seperti kuncen, perangkat desa, pedagang dan budayawan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dengan teknik perposive, observasi dan dokumentasi.teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi dan menggunakan bahan referensi sebagai bukti pendukung. Sedangan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, faktor-faktor yang melatar belakangi mengemis dijadikan sumber penghasilan utama di komplek Makam Sunan Gunung Jati dikaji dari teori perilaku dapat diklasifikasikan menjadi empat faktor yaitu:Persepsi, bahwa mereka bepersepsi mengemis adalah pekerjaan yang menyenangkan dan tidak membutuhkan modal banyak. Motivasi, motivasi mereka agar mendaptakan suatu hal seperti kebutuhan hidup sehari-hari hingga kebutuhan tersier namun mereka mendapatkan uang dengan cara mengemis dan meminta belas kasihan orang lain. Emosi, para pengemis sudah terbentuk sebuah emosi bahwa mengemis bukanlah pekerjaan yang memalukan dibandingkan dengan pekerjaa lain yang hanya lelahnya saja dan tidak mendapatkan uang banyak meski sudah bekerja seharian dan Belajar, faktor yang terahir yaitu belajar. Disini para pengemis memang sudah dicontohkan oleh orang tuanya untuk mengemis juga yang sejak kecil dibawa mengemis dan ahirnya seorang anak akan melihat kebiasaan yang dilakukan orang tua atau lingkungannya. Kebanyakan dari mereka hanya memikirkan ganjaran (reward) yang mereka peroleh dari hasil mengemis tersebut namun tidak memikirkan hal buruk yang ditimbulkan dan mengesampingkan sanksi sosial yang akan melekat pada mereka.} }