%0 Thesis %9 Skripsi %A ARIS SETIYAWAN, NIM. 10520023 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2017 %F digilib:28911 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Keberagamaan, Kesenian Jathilan, Dusun Dayakan, Purwomartani, Kalasan %P 90 %T KEBERAGAMAAN PELAKU KESENIAN JATHILAN DI DUSUN DAYAKAN, PURWOMARTANI, KALASAN, SLEMAN %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28911/ %X Jathilan merupakan salah satu warisan kesenian tradisional dan juga salah satu tarian rakyat tradisional yang paling tua di Jawa. Jathilan menjadi salah satu hiburan bagi masyarakat di berbagai daerah di Pulau Jawa hingga saat ini, walaupun tidak banyak peminatnya. Seiring perkembangan zaman kesenian tradisional ini semakin tergusur. Kesenian Jathilan tidak memandang usia baik itu pelaku kesenian Jathilan maupun mereka yang menonton Jathilan. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Jawa yang sampai saat ini masih melestarikan kesenian Jathilan, salah satunya Paguyuban Jathilan Kudho Bramudho yang bertempat di Kalasan, Sleman. Dalam Paguyuban Jathilan Kudho Bramudho yang menjadi anggota tidak hanya orang-orang dewasa tetapi ada juga remaja baik itu sebagai penabuh gamelan, maupun sebagai penari Jathilan. Kesenian Jathilan yang masih memegang teguh prinsip kejawen tidak langsung memberikan pengaruh terhadap keberagamaan para pelaku Kesenian Jathilan di Dusun Dayakan, Purwomartani yang mayoritas beragama Islam. Hal ini tentunya menarik untuk dikaji. Berdasarkan realita tersebut, penulis merumuskan dua persoalan yaitu ; bagaimanakah keberagamaan pelaku Kesenian Jathilan Kudho Bramudho di Dusun Dayakan, bagaimana akulturasi antar agama dan nilai-nilai jawa dalam pementasan Jathilan. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, maka dilakukan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi, dengan pengolahan data secara deskriptif kualitatif. Setelah semua data yang diperoleh terkumpul kemudian akan dianalisis menggunakan teori bentuk-bentuk ungkapan pengalaman keagamaan menurut Joachim Wach. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa Pertama, keberagamaan para pelaku Kesenian Jathilan tidak terpengaruh oleh kegiatan dalam keanggotaan Kesenian Jathilan Kudho Bramudho. Bergabung menjadi anggota Kesenian Jathilan merupakan bentuk kecintaan dan untuk melestarikan kesenian tari tradisional. Dengan pergaulan berbagai macam latar belakang dan umur memberikan pengaruh terhadap pola pemikiran pada setiap pelaku Kesenian Jathilan. Baik dalam hal pengalaman hidup maupun pengalamaan keberagamaan dari setiap pelakunya. Kedua, Kesenian Jathilan saat ini masih kental dengan nilai-nilai Jawanya adanya dupa dan sesajen sebagaimana awal mula ada Kesenian Jathilan. Tetapi dengan berkembangnya zaman dan masuknya Agama Islam telah terjadi perubahan dalam Kesenian Jathilan seperti masuknya beberapa unsur-unsur ajaran Agama Islam. Salah satunya adalah membaca surat Al-Fatihah sebagai tanda pagelaran Kesenian Jathilan akan dimulai, serta dimasukannya lagu-lagu yang bernuansa Islam pada saat pementasan. Dalam pembacaan mantra yang diganti dengan doa-doa secara Islam sebelum dengan maksud meminta izin dan berkah agar pementasan Jathilan bisa berjalan dengan lancar. %Z Ahmad Salehudin, S.Th.I.,M.A,