@phdthesis{digilib28988, month = {September}, title = {PERJUANGAN MUSLIM ETNIS BOSNIA PRA DAN PASCA PERDAMAIAN DAYTON (1992-2008)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 13120115 GENDUK TRI SETIYANINGSIH}, year = {2017}, note = {Dr. Muhammad Wildan, M.A.,}, keywords = {konflik, Muslim, etnis, Bosnia}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28988/}, abstract = {Republik Yugoslavia runtuh pada 1991. Serbia hendak menyatukan negara-negara eks Yugoslavia, termasuk Bosnia. Bosnia yang mayoritas terdiri atas Muslim, menolak hal ini dan berhasil memperoleh referendum kemerdekaan pada 1992. Pengakuan kemerdekaan Bosnia menyebabkan Serbia melakukan pemboikotan dan aksi kekerasan terhadap Muslim Bosnia. Kejahatan genosida ini dikenal dengan ethnic and religious cleansing. Konflik antara kedua belah pihak berhasil diselesaikan dengan ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian Dayton pada 1995. Perjanjian ini ternyata menjadi hambatan rekonsiliasi Bosnia untuk mewujudkan perdamaian berkelanjutan antara kedua belah pihak. Namun, setidaknya Dayton telah menyelesaikan perang. Teori yang digunakan adalah teori konflik Ralf Dahrendorf. Teori ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan tersebut. Konflik yang dibahas tidak bisa lepas dari konflik fisik yang berpengaruh pada konflik non-fisik pasca perjanjian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah, yakni meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi politik. Hasil dari penelitian ini adalah, bahwa pasca Dayton, Muslim Bosnia mengalami kemajuan dan juga tantangan. Negara Bosnia sendiri menjadi negara dengan dua entitas yaitu Bosnia dan Herzegovina (etnis Bosnia dan Kroasia), dan Republik Sprska (etnis Serbia), dengan presiden berjumlah tiga yang digilir setiap delapan bulan, namun, tetap ada kepala presiden yang memimpin negara.} }