eprintid: 29314 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 77 dir: disk0/00/02/93/14 datestamp: 2018-02-06 07:35:27 lastmod: 2018-02-06 07:35:27 status_changed: 2018-02-06 07:35:27 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: MOH TOBRONI, NIM. 1520510099 title: PENAFSIRAN HUSEIN MUHAMMAD TENTANG SEKSUALITAS DALAM PERSPEKTIF SOSIO-HISTORIS ispublished: pub subjects: qh divisions: pps_agamfil full_text_status: restricted keywords: Tafsir Seksualitas, Husein Muhammad, Soso-Historis, Perempuan. note: Dr. Nurun Najwah, M.Ag., abstract: Pada dasarnya persoalan relasi laki-laki dan perempuan, telah ditetapkan dengan adanya ayat al-Qur'ān yang memperlihatkan pandangan egaliter. Hal ini ditegaskan dalam beberapa ayat seperti, (QS al-Baqarah, 2:228; QS al-Hujurat, 49:13; QS at-Taubah, 9:71; QS al-Ahzab, 33:35; an-Nahl, 16:97; QS al-Isrā, 17:70). Namun pada kenyataannya, ajaran al-Qur’an tidak sejalan dengan realita. Dalam ralitas pemeluk agama selalu mengklaim bahwa agama diciptakan untuk keadilan dan kasih sayang. Namun pada waktu yang sama, para pemeluk agama mendiskriminasi perempuan dengan merujuk teks-teks keagamaan seperti kewajiban istri melayani hasrat seks suaminya, kapan dan dimana saja suami menginginkannya dan lain sebagainya. Pemikiran-pemikiran tersebut justru merupakan refleksi dari budaya patriakhi yang sudah jelas merugikan hak-hak dan bartabat yang seharusnya dimilki oleh perempuan, karena hubungan antara lakilaki dan perempuan telah ditetapkan oleh al-Qur’an secara egaliter. Ada beberapa kalangan yang mengkritisi pandangan-pandangan tersebut, seperti Fazlur Rahman, Asghar Ali Engineer, Amina Wadud, Fatima Mernissi, termasuk Husein Muhammad. Husein Muhammad merupakan seorang kiai dan ia salah satu pengasuh pondok pensantren yang notabennya banyak mengakses keilmuannya dari kitab-kitab klasik yang cenderung misoginis. Namun Husein Muhammad justru menjadi tokoh feminis Indonesia yang merekonstruksi penafsiran ayat-ayat seksualitas, agar tidak ada lagi pandangan negatif terhadap perempuan Dengan demikian, pokok-pokok permasalahan yang perlu dipahami adalah metodologi dan penafsiran Husein Muhammad dalam menafsirkan ayat-ayat seksualitas, bagaimana konteks sosio-historis Husein Muhammad sehingga bisa mempunyai gagaan tentang feminisme dan mendongkrak budaya yang telah berjalan mapan dalam kehidupan masyarakat. Dengan menggunakan kajian kepustakaan (library research), penelitian ini mengambil data primer yang merupakan data otentik atau data langsung dari tulisan tokoh dan data sekunder dari berbagai literatur yang berkaitan dengan pembahasan. Metode mengumpulan data menggunakan metode deskriptik, analitik dan interpretatif. Sedangkan teori yang digunakan adalah teori sosio-historis Kuntowijoyo. Kesimpulan yang bisa diambil dari gaasan metodologi dalam menafsirkan ayat-ayat seksualitas Husein Muhammad adalah: penggunaan sumber pemikiran Husein Muhammad, menggunakan kajian tematik, mengungkapkan makna normatif universal, fokus pada feminisme. Sedangkan penafsirannya adalah: Penafsiran seksualitas dalam ruang domestik dan seksualitas dalam ruang publik. Penggunaan teori sisiohistoris Kuntowijoyo dalam penelitian ini memberikan gambaran bahwa konteks sosial Husein Muhammad adalah pondok pesantren Darul at Tauhid Cirebon. Sebelum bertempat tinggal di pondok dan menjadi tokoh feminis di Indonesia, Husein Muhammad banyak dipengaruhi dari bacaannya seperti Muhammad Abduh, Ali Abdur Raziq, Thaha Husein, Rifa’ah, dan Muhammad Iqbal date: 2017-10-19 date_type: published pages: 118 institution: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: PASCASARJANA thesis_type: masters thesis_name: other citation: MOH TOBRONI, NIM. 1520510099 (2017) PENAFSIRAN HUSEIN MUHAMMAD TENTANG SEKSUALITAS DALAM PERSPEKTIF SOSIO-HISTORIS. Masters thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29314/1/1520510099_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29314/2/1520510099_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf