@phdthesis{digilib29786, month = {August}, title = {PERLAWANAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN PAKPAK DAIRI DALAM UPAYA MEMISAHKAN DIRI DARI GEREJA HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 13520008 SUPRI YANTO MUNTE}, year = {2017}, note = {Khairullah Dzikri MA. St. Rel}, keywords = {Suku Pakpak, Resistensi, Budaya, Nilai-nilai dan Simbol}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29786/}, abstract = {Penelitian yang berjudul "Perlawanan GKPPD Dalam Upaya Memisahkan Diri Dari HKBP" dilatarbelakangi bahwa Pakpak Dairi Christian Protestant Church merupakan gereja yang dipakai Tuhan untuk mengabarkan Injil dan melayani jemaat khususnya masyarakat Pakpak, maupun orang-orang yang terbeban untuk memuji Tuhan melalui bahasa maupun budaya pakpak itu sendiri. Gereja ini lahir sebagai jawaban atas kerinduan masyarakat pakpak untuk mandiri. Setelah melaui proses yang panjang GKPPD (Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi) memisahkan diri dari HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), meskipun pada awalnya HKBP menolak pemisahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan alasan dan upaya GKPPD memisahkan diri dari HKBP dengan beberapa perlawanan yang lahir dari keinginan untuk menjadi gereja yang mandiri. Bentuk penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan analisis teori James C. Scott tentang hidden resistence dan public resistence, yaitu sebuah bentuk perlawanan sehari-hari yang dilakukan oleh kelompok lemah (everyday form of resisntence). Metode penelitian yang digunakan antara lain; wawancara, observasi, dokumentasi. Pendekatan teori yang digunakan adalah pendekatan sosiologi agama dalam aspek sosial masyarakat. Penelitian ini mendapatkan kesimpulan dari pengolahan data yang telah digunakan sebagai berikut: 1). Perlawanan Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD) terhadap dominasi HKBP lahir atas dasar faktor kesukuan, kesadaran etnisitas. 2) pola budaya resistensi suku Pakpak dalam upaya memisahkan diri dari HBKP menggambarkan kebudayaan yang berbeda dengan suku Toba namun mereka hidup dengan budaya Toba sendiri, situasi tempat tinggal mereka terlihat biasa karena tetap berbaur dengan suku etnik lainnya, mematuhi peraturan dalam gereja baik dalam struktural maupun organisasi. Bentuk perlawanan GKPPD terhadap HKBP terbagi menjadi 2 yaitu resistensi tertutup dan resistensi terbuka. Perlawanan yang dilakukan oleh Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi untuk tetap menjaga kebudayaan suku mereka dan ikut serta bereksistensi di tengah masyarakat. Dalam menjaga kebudayaan dan eksistensi sukunya, Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi melakukan dua bentuk perlawanan, yaitu resistensi terbuka dan resistensi tertutup. Resistensi tertutup digambarkan dengan rapat tertutup, di depan menerima namun dalam hati menolak, berbincang-bincang kecil dengan sesama orang Pakpak di warung kopi.Kemudian resistensi terbuka, menemui pemimpin HKBP, mendesak, menemui panglima untuk membebaskan warga Pakpak yang di penjara, mengacuhkan HKBP, saling memukul, dan membentak. 3) Rekonsiliasi terjadi antara kedua belah pihak atas dasar agama dan kesukuan, seperti menganggap HKBP sebagai kakak sulung, terjadinya asimilasi dan kerjasama sebagai gereja Lutheran dan suku yang hidup berdampingan.} }