%0 Thesis %9 Skripsi %A NOR QOIDATUN NIKMAH, NIM. 11110155 %B Fakultas Adab dan Ilmu Budaya %D 2018 %F digilib:30071 %I UIN Sunan Kalijaga %K Strukturalisme Genetik, Mamo-Zein, Tasawuf. %P 93 %T RIWAYAH MAMO-ZEIN LI SA'ID RAMADHAN AL BUTY (DIRASAH TAHLILIYYAH BINYAWIYYAH TAKWINIYYAH) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30071/ %X Objek material pada penelitian ini adalah novel Mamo-Zein karya Said Ramadhan al-Buthi, sedangkan objek formalnya adalah strukturalisme genetik. Novel ini menceritakan tentang kisah cinta yang legendaris bangsa Kurdistan, yaitu pemuda kelas bawah yang taat beragama bernama Mamo yang mencintai Zein, seorang putri istana. Mereka tidak bisa bersatu sebab berbagai halangan, hingga Mamo mendekam di penjara dan putri Zein didera kesedihan. Akhirnya, mereka berdua menemukan jalan cinta yang sebenarnya, yaitu jalan cinta ilahi yang tersucikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan struktur novel Mamo-Zein dan pandangan dunia Said Ramadhan al-Buthi. Sesuai dengan tujuannnya, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann. Sebagai sebuah ragam dari teori sosiologi sastra, strukturalisme genetik memiliki sejumlah kategori teoritis, yaitu: fakta kemanusiaan, subjek kolektif, pandangan dunia, struktur karya sastra dan dialektika pemahaman-penjelasan. Penelitian ini mengaplikasikan metode dialektik. Metode tersebut memandang teks sebagai titik awal dan titik akhir dari sebuah riset dan memperhatikan koherensi makna sebuah teks. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subyek kolektifnya adalah Mamo sebagai pemuda kelas bawah yang mencintai putri istana bernama Zein. Tapi cinta itu tak direstui pihak istana sehingga tidak dapat menyatu dalam pernikahan. Pandangan dunia pengarang adalah tasawuf sebagai suatu solusi atas kebuntuan problem duniawi. Tasawuf menjadi begitu penting bagi al-Buthi di tengah derasnya arus formalisasi syari’ah dan orientasi materialistik seperti digambarkan lewat cinta Mamo dan Zein yang tak dapat bersatu di bumi, tapi masing-masing mendapatkan jalan cinta yang sesungguhnya, yakni cinta Allah Ta’ala. Nilai-nilai sufistik itulah yang juga diajarkan al-Bhuti dalam banyak karyanya yang lain, sekaligus dalam kiprah hidupnya. Kata kunci: Strukturalisme Genetik, Mamo-Zein, Tasawuf. %Z Prof. Dr. Bermawy Munthe, M.A.