@mastersthesis{digilib30215, month = {February}, title = {TELAAH EPISTEMOLOGI PENAFSIRAN AGUS MUSTOFA (STUDI AYAT-AYAT AKHIRAT DALAM TAFSIR ILMI)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, author = {NIM. 1420510005 Erma Sauva Asvia}, year = {2018}, note = {Dr. Ahmad Baidowi, S.Ag., M.Si}, keywords = {EPISTEMOLOGI, PENAFSIRAN, TAFSIR ILMI}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30215/}, abstract = {Al-Qur?an sebagai petunjuk bagi kehidupan umat Islam yang memiliki ayat-ayat tentang berbagai macam peristiwa, salah satunya tentang hari akhir. Sebagai umat Islam yang mengimani hari akhir, sangat penting untuk mengetahui kebenaran adanya alam akhirat, kehidupan masa depan kita setelah hidup di dunia. Oleh karena itu, kajian tentang hari akhirat ini sangat penting untuk diketahui. Agus Mustofa adalah seorang penulis yang mencoba mengajak kita untuk berdiskusi secara Qur?ani dan Kauni dalam memahami, benarkh akhirat itu kekal sebagaimana informasi yang kita dengar selama ini? Fokus masalah yang dikaji pada penelitian ini meliputi, a). apa saja ayat-ayat yang dikutip Agus Mustofa dalam membahas alam akhirat; b). struktur epistemologi penafsirannya; c). kontribusi pemikirannya. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan dengan sumber data primer yakni karya Agus Mustofa (Ternyata Akhirat Tidak Kekal) dan karya lain terkait Al Qur?an dan akhirat. Sumber sekunder yakni sumber tertulis lain yang relevan dengan penelitian ini. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan analisis komparatif yakni uraian terhadap pemikiran Agus Mustofa dengan menggunakan teori epistemologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber penafsiran Agus Mustofa yakni al Qur?an dan sains. Metode penafsiran Agus Mustofa yaitu metode puzzle al- Qur?an dengan corak tafsir ilmi. Untuk validitas penafsiran, Agus Mustofa belum dapat dikategorikan dalam teori koherensi ataupun korespondensi karena tidak konsisten dalam menggunakan sumber pengetahuan, dan dikarenakan upaya yang dilakukan Agus Mustofa adalah untuk menguji sesuatu yang ada di luar logika, namun upaya Agus Mustofa bisa dikatakan tetap memiliki kebenaran dalam skup kebenaran pragmatisme kultural. Penafsiran tentang akhirat tidak kekal menurut pandangan Agus Mustofa dilandasi dengan Q.S. Huud (11) : 106-108. Dengan menggunakan logika agama dan logika sains, Agus Mustofa berusaha menjelaskan ketidakkekalan akhirat dilihat dari sisi akhirat adalah makhluk yang diciptakan Allah, karena makhluk maka suatu saat ia akan lenyap dan hanya ada Allah Maha pencipta seluruh alam semesta dan memberikan pandangan bahwa periode akhirat hanya dengan batasan waktu bukan kekal abadi selama-lamanya. Akan tetapi dalam penjelasannya Agus Mustofa hanya berpegang pada surat H{\=u}d lalu mengalahkan 110 ayat yang menyatakan kekekalan surga dan neraka. Terlepas dari salah ataupun benar, tidak dapat dipungkiri bilamana dia adalah seorang yanng telah berupaya membuka pandangan kita bagaimana memahami agama bukan hanya sekedar sebagai dogma, tetapi mampu dibuktikan secara logis dan empiris. Terlepas dari itu semua, Agus Mustofa mengatkan bahwa setiap karya yang ditulisnya berawal dari sebuah diskusi, artinya hasil pemikirannya masih bisa untuk terus dibicarakan dan didiskusikan.} }