TY - THES N1 - Dr. H. Abdul Mustaqim, S. Ag., M. Ag. ID - digilib30219 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30219/ A1 - Iva Fauziah, NIM. 1420511011 Y1 - 2018/01/02/ N2 - Kenabian Siddharta Gautama dalam Pandangan Al- Qasimi, Studi Pemikiran Al-Qasimi terhadap QS. At-Tin Ayat 1 dalam Kitab Ma??sin al-Ta?w?l f? al-Qur??n al-Kar?m. Tesis. Yogyakarta: Program Magister Agama dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2017. Latar belakang penelitian ini adalah adanya penafsiran al-Qasimi terhadap QS. At-Tin ayat 1, yang banyak mengutip pendapat para ulama kontemporer. Sebagian di antara mereka mengatakan bahwa Pohon Tin yang dikenai sumpah Allah adalah perlambang bagi pemimpin agama Buddha bernama Siddharta Gautama atau Sakyamuni. Pemikiran semacam ini menuai banyak kontroversi, terlebih di kalangan ulama tanah air. Penelitian ini bertujuan untuk menekan spekulasi dengan melihat secara jelas pemikiran al-Qasimi melalui penafsirannya terhadap ayat-ayat kenabian dalam Tafsir Ma??sin al-Ta?w?l. Dengan berbagai uraian penafsiran yang ada, dapat dibangun secara tematis sebuah konsep kenabian yang dapat digunakan untuk melihat sejauh mana kesesuaiannya dengan pribadi Siddharta, sehingga diketahui secara jelas pemikiran Al-Qasimi terkait dengan status kenabiannya. Di samping itu perlu diketahui implikasinya di zaman sekarang ini. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yang dilakukan dengan cara menuliskan, mengklarifikasi, mereduksi, dan menyajikan data yang diperoleh dari sumber data tertulis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan teks normatif untuk menemukan sebuah konsep dari ayat-ayat al- Qur?an yang berhubungan dengan kenabian dalam karya tafsir. Selain itu digunakan pula pendekatan social movement untuk memiliki pandangan yang lebih luas dalam ranah pergerakan sosial. Sumber primer dari penelitian ini adalah Kitab Ma??sin at-Ta?w?l dan Dal?-il at-Tauh?d karya al-Qasimi. Sedangkan sumber sekundernya tersebar dalam kepustakaan umum, khusus, dan cyber. Metode yang digunakan adalah deskriptif dan interpretatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Siddharta menurut konsep kenabian Al-Qasimi, tidak memenuhi kategori seorang nabi. Dia tidak menerima wahyu maupun mukjizat. Sebagaimana dia bukan berasal dari ?urriyyah para nabi, Siddharta juga tidak menyeru kepada tauhid. Implikasi dari penuturan Al-Qasimi adalah betapa pentingnya persatuan hidup umat beragama dengan menerima dan memahami adanya perbedaan. Terlebih isu kenabian yang menjadi sakral di kalangan umat beragama supaya menjadi pemersatu, bukan biang perpecahan. Sebab, Muhammad maupun Siddharta, bahkan para nabi di seluruh dunia mengajarkan nilai yang sama, yakni kebenaran universal yang diakui seluruh umat manusia. {Inggris} This paper talk abaout various interpretations of Al-Qasimi agains At- Tin 1-3. In this verse, At-Tin word is Al-Qasimi?s key in expressing his thoughts related with the prophetic Siddharta Gautama. He cited the opinion of contemporary scholars who claimed that Tin Three that was subjected to God?s oath was a symbol for the leader of Buddhism whose name was Siddharta Gautama or Sakyamuni, in other words, Siddharta was an unnamed prophet of God in the Holy Koran. This kind of thinking reaped a lot of controversy, but so far Al-Qasimi did not specify a clear statement of attitudes to the question of Siddharta?s prophethood in his tafsir (interpretation). As a result, much speculation was made by the scholars related to this case. To suppress speculation, it was necessary to see clearly the thought of Al-Qasimi through his interpretation of the prophetic verses in the Tafsir Ma??sin al-Ta?w?l. With various descriptions of the existing interpretation, it can be constructed thematically a prophetic concept which can be used to see to what extent its appropriateness with the person of Siddharta, so clearly known the direction of Al-Qasimi?s thought is related to Siddharta?s prophetic status. Regardless of Siddharta?s prophetic status, the implications of Al-Qasimi?s accounting have real implications in the context of inter religious life today. This research explain that thought of Al-Qasimi through his interpretation of the Siddharta?s prophetic is not appropriate. He don?t get the revelation from God. On the other ways, his base isn?t from ?urriyyah that prophet?s born from there. Siddharta?s mission is for universal wise, and not to praise to One God (taw?id). Implication of Al-Qasimi?s accounting in the context of inter religious life today is what a important the unity of life among the members of religious comunity for diversity acceptance and understanding. Moreover, prophetic issues have to be unifier, not to be factor for disunity. It because both Muhammad and Siddharta, and prophets indeed trough the world preached the same value, namely universal rightness that confessed by all people in the world. PB - UIN SUNAN KALIJAGA KW - kenabian KW - siddharta gautama KW - penafsiran M1 - masters TI - KENABIAN SIDDHARTA GAUTAMA DALAM PANDANGAN JAMALUDDIN AL-QASIMI (Studi Penafsiran Al-Qasimi terhadap QS. At-T?n Ayat 1-3 dalam Tafsir Ma??sin at-Ta?w?l f? al-Qur??n al-Kar?m) AV - restricted EP - 138 ER -