@mastersthesis{digilib30229, month = {January}, title = {ETNOEKOLOGI KOMUNITAS ORANG PESISIR DI BANYUTOWO, DUKUHSETI, PATI, JAWA TENGAH}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, author = {1520510097 Thiyas Tono Taufiq, S.Th.I}, year = {2018}, note = {Dr. Moh. Soehada, S.Sos., M.Hum.,}, keywords = {Etnoekologi, Komunitas Orang Pesisir, Cara Pandang, Banyutowo}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30229/}, abstract = {Krisis lingkungan merupakan sebuah peristiwa yang terjadi di alam ini karena manusia tidak dapat melepaskan diri dari kesalingterhubungan terhadap alam sekitar. Krisis lingkungan bisa disebabkan oleh peristiwa alamiah maupun ulah tangan manusia. Kondisi lingkungan di kawasan pesisir Banyutowo saat ini cukup mengkhawatirkan. Krisis yang dialami diantaranya berupa pencemaran limbah rumah tangga, industri, penumpukan sampah, dan sedimentasi. Oleh karena itu, pengetahuan komunitas orang pesisir tentang lingkungannya tergambar pada bentuk pemanfaatan lahan perikanan, laut, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Penelitian ini menjelaskan pengetahuan pada komunitas orang pesisir Banyutowo dalam mengelola lingkungan laut di kawasan pesisir. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengungkapkan sistem pengetahuan dan pola pikir orang pesisir Banyutowo menggunakan metode baku penelitian antropologi, yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung dan turut serta dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan teori etika lingkungan, yaitu antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme. Selain itu, teori yang digagas oleh Lynn White jr. mengenai pentingnya agama dalam pemulihan lingkungan. Pengumpulan data lapangan seluruhnya diperoleh dari para informan (stakeholders) di desa Banyutowo. Data kemudian diklasifikasi dan dianalisis menggunakan pendekatan etnoekologi, yaitu sebuah kajian yang bertujuan untuk mengkaji pengetahuan lokal mengenai interaksi masyarakat lokal dengan lingkungan (laut). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara pandang komunitas orang pesisir Banyutowo terhadap laut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, dikarenakan sebagian besar penduduk Banyutowo menggantungkan hidupnya pada hasil laut. Cara pandang komunitas orang pesisir di Banyutowo melalui pengetahuan lokalnya dapat ditipologikan menjadi 3 macam, Pertama, orang-orang yang sama sekali tidak peduli terhadap lingkungan sekitar, karena lingkungan laut di kawasan pesisir dianggap kurang penting. Kedua, orang yang memiliki pandangan bahwa ia sebenarnya tahu, namun enggan untuk peduli terhadap lingkungan. Ketiga, orang yang tahu dan peduli dengan lingkungan laut. Tindakan orang pesisir Banyutowo terhadap alam berbeda-beda. Orang pesisir yang peduli terhadap lingkungan laut, mereka enggan memperlakukan laut semaunya sendiri. Sebaliknya orang yang tidak peduli dengan lingkungan laut, memperlakukan laut dengan semaunya sendiri. Adapun peran komunitas orang pesisir Banyutowo dalam menaggulangi permasalahan lingkungan di kawasan pesisir terbagi menjadi tiga kelompok; Pertama, peran pemuda gereja peduli lingkungan, melalui gerakan sosial bakti desa. Kedua, peran remaja masjid melalui gerakan bersih desa (sambatan). Ketiga, peran nelayan melalui pengetahuan tradisional tentang lingkungan laut tergambar pada bentuk penggunaan dan pemanfaatan luat, salah satunya adanya tradisi ritual sedekah laut. Secara keseluruhan, cara pandang dan peran komunitas orang pesisir Banyutowo terhadap lingkungan laut saat ini mengalami pergeseran seiring dengan perubahan kondisi lingkungan di kawasan pesisir.} }