%0 Thesis %9 Skripsi %A YULDI HENDRI- NIM. 05530010, %B Fakultas Ushuluddin %D 2009 %F digilib:3024 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %K konsep wali nikah %T WALI NIKAH DALAM PANDANGAN KH HUSEIN MUHAMMAD (Analisis Kritis Terhadap Pemahaman KH Husein Muhammad Dalam Konsep Wali Nikah) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3024/ %X ABSTRAK Wali nikah dalam islam masih terkesan bias dan patriakhi, karena perempuan tidak memiliki hak untuk menikahkan dirinya sendiri maupun menikahkan orang lain. hal ini tentunya tidak terlepas dari realitas dan kondisi saat hukum itu dibentuk, dimana perempuan terkurung dalam sangkar domistikasi, sehingga mereka dianaktirikan bahwa quot;tidak dianggap quot;. Namun kontroversi dan perdebatan tentang wali nikah ini telah terjadi 14 abad yang lalu, yang menunjukkan bahwa masalah wali nikah tidak dan belum menenukan titik filal dan status quo. Sehingga mengkaji ulang, memahami dan merelavansikannya dengan dunia konteks sekarang merupakan suatu yang mendesak yang harus dilakukan. Di sinilah pentingnya hadirnya KH Husein Muhammad sebagai seorang kyai Pesantren yang berusaha merekontruksi wacana wali nikah dalam kontekstual melalui analisis gender terhadap teks-teks yang terkesan bias dalam kasus wali nikah. Maka penulis berusaha untuk menenukan metode tafsir dan pemahaman KH Husein Muhammad terhadap ayat-ayat gender dan kasus wali nikah serta relevansinya dengan konteks keindonesiaan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian perpustakaan dengan buku Fiqf Perempuan; Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender dan Islam Agama Ramah Perempuan; Pembelaan Kiai Pesantren sebagai data primer, sedangkan data sekundernya diambil dari data-data tertulis yang berkaitan dengan wali nikah. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif-analitis yaitu dengan mendeskripsikan dan menganalisis pembacaan KH Husein Muhammad terhadap kasus wali nikah perempuan. Namun sebelum itu, terlebih dahulu dijelaskan biografi KH Husein Muhammad, gambaran umum wali nikah dan pandangan dari berbagai perspektif, kemudian pemikiran dan penafsiran KH Husein Muhammad terhadap wali nikah perempuan dalam perspektif gender. KH Husein Muhammad dengan pendekatan kontektual-substansial melihat adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan oleh masyarakat, ideologi dan pemikiran-pemikiran keagamaan, yang menyebabkan terjadinya ketimpangan gender. Perempuan memiliki hak untuk menikahkan dirinya sendiri maupun menikahkan orang lain, karena syarat bagi seorang wali adalah kedewasaan, kualitas dan tanggung jawab terhadap yang diperwalikan. Jenis kelamin tidak menghalangi posisis seseorang menjadi wali nikah karena tidak ada ayat al-Qur'an yang secara eksplisit menjelaskan hal itu. Hadis-hadis yang berbicara tentang wali nikah harus dipahami cecara kontekstual, karena hadis-hadis tersebut sangat terikat dengan situasi dan kondisi kehidupan masyarakat yang patriarkhi pada saat hukum itu muncul. Dengan melihat karya dan aktifitas-aktifitas beliau yang terkait dengan pemberdayaan perempuan dan menghapuskan ketimpangan gender, maka beliau adalah seorang feminis pesantren yang sangat sensitif gender. %Z Cth. Pembimbing : Ahmad Baidowi S.Ag, M.Si Afdawaiza S.Ag, M.Ag