@mastersthesis{digilib30423,
           month = {January},
           title = {PEMIKIRAN HAMID FAHMY ZARKASYI DAN
KONTRIBUSINYA TERHADAP PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN TINGGI GONTOR},
          school = {UIN SUNAN KALIJAGA},
          author = {NIM: 1420411085 ANTON ISMUNANTO},
            year = {2018},
            note = {Dr. Usman, S.S},
        keywords = {worldview Islam dan islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer},
             url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30423/},
        abstract = {Menghadapi perkembangan zaman, pendidikan Islam dihadapkan dengan ilmu
pengetahuan kontemporer yang berwatak sekular. Kunci penyelesaian problematika ini
adalah pendidikan tinggi Islam. Adapun syarat yang harus dimiliki oleh pendidikan tinggi
Islam adalah paradigma keilmuan. Di awal abad XXI, pendidikan tinggi Islam di
Indonesia mengalami transformasi institusi dan paradigma keilmuan. Dua paradigma
keilmuan terpenting yang muncul saat itu adalah Integrasi Dialogis yang digunakan
Azyumardi Azra di UIN Jakarta dan Integrasi-Interkoneksi yang digunakan Amin
Abdullah di UIN Yogyakarta. Sebenarnya, terdapat paradigma lain yang lebih dulu
muncul di paruh akhir abad XX, yaitu islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer.
Paradigma itulah yang dikembangkan oleh Hamid Fahmy Zarkasyi, dimulai dengan
wacana worldview Islam. Wacana itu kemudian diimplementasikan di institusi
pendidikan tinggi Islam berbasis pesantren Gontor, yang pada tahun 2014 berganti nama
dari Institut Studi Islam Darussalam menjadi Universitas Darussalam. Penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan mengenai pemikiran Hamid Fahmy Zarkasyi berikut latar
belakang kehidupannya, serta kontribusinya dalam pengembangan pendidikan tinggi
Gontor. Penelitian ini bersifat kualitatif dan memadukan antara metode perpustakaan dan
metode lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah sejarah dan filsafat. Prosesnya
memadukan antara pengkajian atas berbagai karya Hamid Fahmy Zarkasyi, digabung
dengan observasi dan wawancara dengan berbagai pihak terkait, serta penelaahan atas
berbagai dokumen administratif pendidikan tinggi Gontor.
Temuan pertama, Islamic Worldview adalah cara pandang Islam tentang realitas dan
kebenaran yang bermula dari syahadat, berdasarkan wahyu, dikuatkan akal-indera-intuisi,
serta berdampak terhadap seluruh kehidupan seseorang. Karakteristik worldview Islam
adalah berpusat pada Tuhan, konsisten, menilai fisik dan metafisik serta menjelaskan
seluruh aspek hidup manusia. Worldview bertalian dengan epistemologi, paradigma sains
serta peradaban. Tantangan worldview Islam adalah worldview Barat baik modern
maupun posmodern. Worldview tersebut menghasilkan liberalisasi. Bermula dari
liberalisasi politik, ekonomi, sosial, lalu ke agama. Liberalisasi agama dipaksakan terjadi
di dalam Islam oleh misionaris, orientalis dan kolonialis. Liberalisasi pemikiran Islam
terjadi berupa relativisme, pluralisme, feminisme, dekonstruksi syariah dan kritik al-
Qur`an. Solusi untuk menyelesaikan tantangan ilmu pengetahuan kontemporer dan
liberalisasi adalah islamisasi. Corak pemikiran yang demikian membuat Hamid
dimasukkan ke dalam aliran filsafat pendidikan perenialis Islam.
Temuan kedua, Wacana worldview Islam, dilanjutkan dengan islamisasi, disemaikan
Hamid di Gontor sejak 2006 hingga saat ini. Dimulai dengan pendirian CIOS, lalu
penyelenggaraan PKU, dilanjutkan dengan Magister AFI, disusul transformasi ISID ke
UNIDA dengan PII-nya, hingga didirikannya Doktoral AFI. Semua lembaga itu terikat
satu tujuan, yaitu proyek islamisasi yang berpijak dari worldview Islam. Secara praktis,
hal tersebut mensyaratkan penguasaan terhadap tradisi intelektual Islam sekaligus ilmu
pengetahuan kontemporer. Dengan kedua penguasaan itu maka memungkinkan
penemuan konsep, teori dan metode dari tradisi intelektual Islam, dilanjutkan dengan
integrasi dan islamisasi, serta pengembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni
berperspektif Islam.}
}