%A Achmad Zainal Arifin
%J Jurnal Sosiologi Reflektif
%T TRANSMITTING CHARISMA:
Re-reading Weber through the Traditional Islamic
Leader in Modern Java
%X Artikel ini mencoba untuk menelaah kembali pandangan
seorang tokoh klasik sosiologi, Max Weber, berkenaan dengan
teori kepemimpinan beliau, lebih khusus lagi pandangan
tentang karisma. Dalam hal ini, Weber berpandangan bahwa
proses modernisasi, khususnya proses rasionalisasi yang tidak
lagi bisa dibendung pengaruhnya, akan menyebabkan otoritas
kharismatik akan berubah, terutama kea rah model legal-rasional.
Melalui penggambaran tentang dinamika otoritas kyai
di dunia pesantren, atikel ini akan menunjukkan fenomena
yang berbeda dari apa yang diprediksikan oleh Weber, dimana
proses rasionalisasi yang terjadi di dunia pesantren justeru
memperkuat eksistensi kharismatik dari pimpinan pesantren,
yaitu sang kyai. Melalui studi kasus yang dilakukan di salah
satu pesantren tradisional yang cukup besar di Yogyakarta,
artikel ini mendeskripsikan bagaimana berbagai instrumen
kemoderenan yang hadir sebagai representasi dari terjadinya
proses rasionalisasi di dunia pesantren justeru muncul sebagai
faktor yang memperkuat posisi kyai sebagai pemimpin
yang kharismatik. Keyakinan bahwa kualitas kharismatis,
yang biasanya direpresentasikan oleh kekuatan supranatural,
yang dalam pandangan Weber akan tererosi oleh proses modernisasi,
justeru semakin terinstitusionalisasi dalam dunia
pesantren dan bahkan diyakini bisa ditransmisikan melalui
institusi-institusi yang ada.
%N 2
%K Karisma, Rasionalisasi, Kyai, dan Pesantren
%P 1-30
%V 9
%D 2015
%I Laboratorium Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
%L digilib30618