%0 Thesis
%9 Skripsi
%A MUHAMMAD JOHARI, NIM. 00370507
%B FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
%D 2004
%F digilib:30725
%I UIN SUNAN KALIJAGA
%K Abdurrahman Wahid, perspektif fiqh siyasah
%P 154
%T PEMBERHENTIAN  ABDURRAHMAN WAHID SEBAGAI PRESIDEN TAHUN 2001 (PERSPEKTIF   FIQH   SLYASAH)
%U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30725/
%X Rentetan peristiwa yang mengiringi kurang dua tahun perjalanan kepresidenan Abdurrahman Wahid   sampai dengan masa jatuhnya, telah memberikan  pelajaran yang sangat berharga bagi pengkayaan   khazanah perjuangan demokratisasi di Indonesia. Periode di masa itu, pasca kejatuhan pemerintahan   semi otoriter Soeharto, merupakan lembaran baru kehidupan politik setelah menunggu sckian lama   semenjak "kegagalan" eksperimentasi Demokrasi liberal 1950-an. Begitu banyak harapan telah   ditumpahkan kepada era baru  pasca otorianisme tersebut. Begitu banyak keinginan untuk segera dapat   terwujudkan. Begitu kuat tuntutan untuk membongkar segala belenggu ketidakbebasan, penindasan,   kemiskinan , dan kctidakadilan yang dipasrahkan kepada pemerintahan yang baru ini. Dalam '·Jautan"   penuh dengan harapan inilah, bahtera pemerintahan Abdurrahman Wahid harus mela_iu.    Gus Our memegang kendali pemerintahan pasca reformasi di tengah situasi kebangsaan yang serba tidak   menentu. Koriflik dan kekerasan, baik etnik ataupun keagamaan, di antara masyarakat terus menggila   di berbagai daerah di Nusamara, letupan separataisme yang semakin meluas, sampai dengan   konsolidasi-konsolidasi "kekuatan lama" yang terus mengancam untuk merebut panggung kekuasaan.   Pemerintahan dengan duet kepemimpinan Gus Our-Megawati berjalan dengan tugas mengurai satu demi   satu dan mengatasi berbagai belitan persoalan yang tidak ringan itu .    Oemokratisasi selalu  memunculkan  banyak  anomali.  Bahtera  pemerintahan yang semula berjalan    lancar,  yang  didukung  oleh  besarnya  modal  legitimasi,  pada saat selanjutnya mulai berjalan    ::ig ::ag dan  semakin  hilang  keseimbangan.  Problem dan pennasalahan satLL demi satu   bermunculan, yaitu dengan berawal adanya  kasus Bulog dan  Brunei  Gate yang dianggap oleh DPR    melibatkan  Gus Dur.    Persoalan mendasar tersebut tidak kunjung dapat terselesaikan. Gus  Our dalam menjalankan roda   pemerintahannya terus-terusan mendapat perlawanan dan tekanan dari parlemen uantuk menjatuhkannya   dari kekuasaannya. Dan  akhirnya kapal pemerintahan dibawah kendali Presiden Abdurrahman Wahid pun   kandas di tengah perjalanan. Sejarah Gus Our di panggung kek uasaan  berakhir  setelah Megawati   Soekamoputri dilantik menjadi presiden Rl yang kelima dalam Sl.    Oari serentetan peristiwa tersebut wacana yang mengiringi proses lengsernya Gus Our dari   kekuasannya di tengah-tengah masyarakat menjadi pro-kontra antara yang menyatakan peristiwa   tersebut konstitusional dan inkonstitusional. Ada sebagian warga NU yang secara fanatik membela Gus   Our dan tidak rela Gus Our dilengserkan dari kursi Presiden Rl, karena Gus Dur adalah presiden yang   sah dipilih oleh MPR sampai tahun 2004, sementara anggota MPR yang melengserkan Gus Our beralasan   karena kinerja Gus Dur sebagai presiden Rl tidak baik.
%Z Drs. Kamsi, MA.