eprintid: 30845 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 111 dir: disk0/00/03/08/45 datestamp: 2018-09-14 07:20:14 lastmod: 2018-09-14 07:20:14 status_changed: 2018-09-14 07:20:14 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: ASMINI MUNA WAROH, NIM.00360008 title: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI DALAM RUMAH TANGGA MENURUTNAWAWIDAN ASGHAR ALI ENGINEER ispublished: pub subjects: PD divisions: jur_pma full_text_status: restricted keywords: Hak dan Kewajiban Isteri note: Drs. M. SODIK, S. Sos. M.Si. abstract: Saat ini masih banyak kita jumpai kaum muslimat berada dalam suatu sistem yang diskriminatif, diperlakukan tidak adil, karenanya tidak sesuai dengan prinsip keadilan dan da<;ar Islam. Kaum muslimat dianggap sebagai korban ket,idakadilan dalam berbagai bentuk dan aspek kehidupan, yang dilegitimasi oleh suatu tafsiran sepihak dan dikonstruksi melalui budaya dan syari'at. Masalah hak perempuan telah muncul sebagai masalah yang sangat penting dalam masyarakat, alasanya jelas bahwa selama ini ribuan tahun perempuan terus menerus berada di bawah kekuasaan laki-lak dalam semua masyarakat patriarki. Persoalan yang kita temukan pada masa dalmlu hingga sekarang kebanyakan adalah seorang istri mengaiami peran ganda, bahkan apa yang telah menjadi hak mereka sering tidak terpenuhi dan tidak seimbang dengan suami, istri dituntut untuk memenuhi kewajibanya sedangkan hak dia dalam keluarga sering terabaikan. Fenomena yang seperti itu biasanya dipengaruhi oleh budaya dan tinggi rendahnya pemahaman ajaran agama Islam tentang hak dan kewajiban suami istri. Kesetaraan antara suami dan istri dalam pembagian kerja serta terpenuhinya hak dan kewajiban dari masing-masing pasangan sangat diperlukan dalam rangka untuk menciptakan hubungan keluarga yang harmonis dalam rumah tangga. Masalah hak dan kcwajiban istri dalam rumah tangga merupakan sutu hal yang menarik untuk dikaji. Mengenai pandangan terhadap hak dan kewajiban ini antara Nawawi dan Asghar Ali Engineer ada perbedaan, ada dua tema pokok yang perlu dikaji dalam hal ini yaitu bagaimana pandangan Nawawi dan Asghar mengenai hak dan kewajiban istri dalam rumah tangga, serta bagaimana persamaan dan perbedaan pemikiran kedua tokoh tersebut. Pada masa Nawawi posisi seorang istri benar­ benar di bawah seorang suami, sedangkan masa Asghar antara suami dan istri dalam rumah tangga dituntut adanya kesetaraan dan keadilan serta tidak boleh adanya subordinasi. Pola pemikiran kedua tokoh tersebut juga dipengaruhi oleh adanya faktor kondisi sosial yang ada pada waktu itu. Pada masa Nawawi keadaan perempuan masih dibatasi oleh ruang domestik, sedangakan pada masa Asghar Ali Engineer karena bidang pendidikan sudah bisa dinikmati oleh perempuan maka perananya selain di dunia domestik, juga publik. Penelitian yang digunakan dalam penulisa.1 skripsi ini adalah dengan berusaha memaparkan atau memberi gambaran kejelasan suatu obyek dan dianalisa mengenai pandangan dari kedua tokoh mengenai hak dan kewajiban istri dalam rumah tangga kemudian dianalisis dan dicari persamaan serta perbedaan. Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikanya dengan pendekatan sosio­ historis. Setelah adanya penulisan ini, dapat diketahui bahwa sebenamya posisi seorang istri bukan hanya semata- mata di ruang lingkup domestik saja, tetapi juga bisa di ruang publik. Dan ajaran yang dikehendaki dalam Islam sebenamya juga ingin mengangkat derajat ka perempuan yang lebih mulia dan terhormat. Diharapkan ada perubahan dal pemahaman mengenai peran seorang istri. date: 2005-01-12 date_type: published pages: 94 institution: UIN SUNAN KAIJAGA department: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: ASMINI MUNA WAROH, NIM.00360008 (2005) HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI DALAM RUMAH TANGGA MENURUTNAWAWIDAN ASGHAR ALI ENGINEER. Skripsi thesis, UIN SUNAN KAIJAGA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30845/1/BAB%20I%2C%20V%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30845/2/BAB%20II%2C%20III%2C%20IV.pdf