eprintid: 30929 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 111 dir: disk0/00/03/09/29 datestamp: 2018-09-24 06:47:54 lastmod: 2018-09-24 06:47:54 status_changed: 2018-09-24 06:47:54 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: M. FATKHURRABMAN AMRULLAH, NIM:99353578 title: KONSEP KAFA 'AH MENURUT KGPAA MANGKUNEGARA IV ispublished: pub subjects: ahwal_asy divisions: jur_aas full_text_status: restricted keywords: KAFAH, KGPAA MANGKUNEGARA IV note: 1. PROF. DRS. H. ZARKASYL ABD. SALAM. 2. DRS. H. MUHYIDDIN. abstract: Salah satu persoalan yang terkait dengan persoalan nikah adalah persoalan kafa 'ah, yakni kesejajaran, kesetaraan, kesepadanan, atau kesederajatan antara pihak calon suami dan pihak istri dalam faktor-faktor tertentu. Salah satu tujuan dari penentuan kafaah ini adalah untuk mewujudkan tujuan perkawinan, yaitu mewujudkan keluarga yang bahagia. Dalam menentukan kriteria pasangan hidup, KGPAA Mangkunegara IV memberikan syarat-syarat yang lebih banyak daripada kriteria yang telah berkembang dan diakui oleh masyarakat Jawa secara umum yang hanya memberikan kriteria bibit, bebet dan bobot sebagai hal yang harus diperhatikan. Sedangkan KGPAA Mangkunegara IV dalam Serat Piwulang Warni-Warni pupuh dhandhanggula menambahkan kriteria bersifat menerima (tatariman), kecantikan (warna), harta (brana), kewibawaan (wibawa), dan prilaku (pambeka) sebagai kriteria yang perlu diperhatikan oleh masyarakat Jawa ketika akan memilih pasangan hidupnya. Sedangkan dalam Islam, wanita dinikahi karena empat hal; karena kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya, dan karena kekuatan agamanya. Di antara ernpat faktor tersebut, Islam lebih rnenekankan pilihan agamanya. Pengutamaan Islam terhadap faktor agama dalam rnengatur persoalan kafa 'ah ini, tentu saja tidak terlepas dari upaya untuk rnencapai kemaslahatan, yaitu untuk rnewujudkan keluarga yang sakinah, Jn(J"'y','addah dan rahmah, rnaka penentuan kafa 'ah tentulah dalarn rangka untuk mendukung tujuan tersebut. Berbeda dengan Islam, dalam Serat Warayagnya tidak disebutkan secara eksplisit adanya faktor agama sebagai pertirnbangan dalrn rnenentukan pasangan. Hal ini tampaknya karena KGPAA Mangkunegara IV rnerniliki kecenderungan untuk mendasarkan kafa 'ah pada latar belakang dan status sosial, dan juga KGPAA Mangkunegara IV rnernandang bahwa sernua orang Jawa adalah Islam, sehingga penyebutan faktor agama initidak diperlukan lagi. Dalam realita yang teljadi di rnasyarakat, faktor-faktor kafa 'ah selain agama menjadi pertirnbangan dalam rnemasuki kehidupan rurnah tangga. Persoalan kafa 'ah rnerupakan faktor ijtihadiyah yang penentuannya dipengaruhi oleh situasi dan kondisi masyarakat tertentu berkaitan erat dengan keinginan untuk rnewujudkan kernaslahatan. Penelitian yang rnenggunakan metode filologis dan historis dengan pendekatan hukurn Islam ini, menghasilkan sebuah kesirnpulan bahwa dalam rnenentukan kriteria pasangan hidup, KGPAA Mangkunegara IV rnernberikan kriteria yang tidakjauh berbeda dengan pandangan Ulama Mazhab, terutama asy­ Syafi'i, yang sangat rnementingkan faktor sosial sebagi sarat kesepadanan dalarn rnenentukan pasangan. Seperti kriteria harta, prilaku, keturunan dan kecantikan rnerupakan kriteria yang dapat diternukan dalam Mazhab manapun (kecuali Hanbali), dan sepertinya penentuan kriteria ini rnerupakan sebuah standar yang sangat bersifat rnanusiawi. date: 2004-07-31 date_type: published pages: 117 institution: UIN SUNAN KAIJAGA department: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: M. FATKHURRABMAN AMRULLAH, NIM:99353578 (2004) KONSEP KAFA 'AH MENURUT KGPAA MANGKUNEGARA IV. Skripsi thesis, UIN SUNAN KAIJAGA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30929/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DP.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30929/2/BAB%20II%2C%20III%2C%20IV.pdf