%A MISRI A. MUCHSIN %J /Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah Volume 42, Number 1, 2004/ %T SALIK BUTA ALIRAN TASAWUF ACEH ABAD XX %X Kajian-kajian tentang perkembangan tasawuf di Aceh selaku sentral awal perkembangan tasawuf Nusantara, sudah tergolong banyak, baik dalam tinjauan biografis pemikiran ulama sufi tertentu, seperti Hamzah al-Fansuri, Syamsuddin al-Sumatrani, Nuruddin al-Raniri dan Abdurrauf al-Singkili; maupun dalam tinjauan jaringan dan relasi keilmuan mereka sebagaimana yang diteliti oleh Azyumaredi Azra melalui disertasinya. Dari kajian-kajian yang berhasil ditelusuri, memberi gambaran bahwa kajian para ahli umumnya tertuju pada tasawuf yang berkembang pada abad XVI-XVII. Adapaun bagaimana perkembangannya dalam abad-abad selanjutnya tidak mendapat perhatian yang representatif. Dari realitas seperti itu perkembangan tasawuf di Aceh seolah terputus total, sehubungan dengan pembasmian yang dilakukan oleh Nuruddin al-Raniri. Kecuali itu, Cristian Snouck Hurgronje yang dapat dianggap mewakili ahli yang memberi perhatian pada perkembangan tasawuf Aceh abad XIX. Ia dengan karyanya De Atjheers,bukan dengan khusus membahasnya, tetapi sambil membahas Aceh dan masyarakatnya secra umum, telah memberi gambaran sepintas tentang perkembangan dan pengalaman mistik di Aceh. %K tasawuf, aceh abad XIX, De Atjheers %D 2008 %I Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %L digilib310