TY - THES N1 - 1. DRS. SUPRIATNA, M.SI 2. NANANG MUH. HIDAYATULLAH, SH,M.SI ID - digilib31047 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31047/ A1 - WATINI, NIM. 00351518 Y1 - 2005/02/07/ N2 - Pada dasamya kajian Islam bertumpu dalam dua hal pokok, yaitu tentang apa yang harus diyakini dan apa yang harus diamalkan. Tentang apa yang harus diyakini dikembangkan kemudian dalam ilmu akidah dan tentang apa yang harus diamalkan dikembangkan dalam ilmu syari'ah. Salah satu cabang dari ilmu syari'ah itu adalah tentang kewarisan. Dalam persoalan kewarisan, pada khususnya di tengah-tengah masyarakat kita, ilmu faraid selalu berhadapan dengan dilemanya sendiri. Oleh karena itu penyimpangan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat dalam hal kewarisan tidak disebabkan oleh tipisnya keislaman, melainkan juga dapat disebabkan oleh pertimbangan budaya dan struktur sosial. Desa Temon mayoritas penduduknya beragama Islam, pada hidupnya taat kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya. Namun dalam melakukan kewarisan tidak menggunakan sistem hukum kewarisan Islam, melainkan masih menggunakan sistem hukum kewarisan adat. Pada peijalanannya masyarakat Temon sedikit demi sedikit mulai meninggalkan aturan adat yang selama ini dipakai, dan ketentuan hukum Islam pun tidak digunakannya, sehingga dalam pembagian harta warisan masyarakat Temon terkesan asal-asalan. Kasus yang dapat dijumpai adalah keinginan masing-masing ahli waris untuk berkuasa atas harta peninggalan orang tuanya. Sebagai langkah penyelamat dari kasus di atas adalah banyak para orang tua yang membagi harta warisan semasa masih hidupnya. Praktek pembagian warisan pada masyarakat Temon adalah merupakan sebuah fenomena yang layak untuk dikaji. Hal tersebut memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menyingkap bagaimana praktek kewarisan pada masyarakat Temon dan mengapa mereka menggunakan cara tersebut yang kemudian bagaimana hukum Islam menganalisis terhadap praktek kewarisan masyarakat muslim Temon tersebut. Untuk menjawab persoalan tersebut di atas maka penyusun perlu menggunakan landasan berfikir, yang dalam hal ini penyusun menggunakan 'urf sebagai landasan untuk menjawab permasalahan di atas. Selain landasan berfikir penelitian ini juga memerlukan suatu metode penyusunan. Dalam hal ini penyusun menggunakan metode deskriptif dan perskriptif. Yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan praktek kewarisan yang terdapat dalam masyarakat Temon, serta pengujian terhadap adat atau praktik kewarisan masyarakat Temon dengan menggunakan hukum Islam. Dikarenakan kajian ini merupakan kajian langsung berhadapan dengan masyarakat dan menganalisis langsung praktek pewarisan yang dilakukan, maka, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adal