relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31175/ title: KONSEP KAFĀ’AH KELUARGA KYAI PESANTREN TRADISIONAL (STUDI DI BUNTET PESANTREN CIREBON) KONSEP KAFĀ’AH KELUARGA KYAI PESANTREN TRADISIONAL (STUDI DI BUNTET PESANTREN CIREBON) creator: MOHAMAD BADRUN ZAMAN, NIM. 1520311078 subject: Hukum Islam description: Konsep kafa’ah yang telah disepakati oleh mayoritas ulama nampak berbeda dengan fenomena perkawinan yang terjadi di kalangan keluarga kyai (pesantren). Mayoritas ulama sepakat bahwa unsur keagamaan yang sepatutnya menjadi pertimbangan utama dalam memilih calon pasangan perkawinan, akan tetapi jika diperhatikan lebih lanjut di samping pertimbangan agama, kesamaan status sosial atau kesamaan derajat berupa nasab, sepertinya menjadi barometer bagi kalangan kyai untuk mendapatkan pasangan hidupnya. Salah satu pondok pesantren yang masih kuat dalam mempertahankan konsep kafa’ah seperti itu di dunia kepesantrenan adalah pondok pesantren Buntet, Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research). Penelitian ini dilaksanakan di pondok Pesantren Buntet. Dilihat dari sifatnya, penelitian ini adalah penelitian deskriptif-analisis, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengungkap, menggambarkan dan menguraikan suatu masalah (Kafa’ah) secara obyektif dari obyek yang diteliti. Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan kyai pondok pesantren Buntet, observasi dan dokumentasi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi dan Hukum Islam. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konsep kafaah menurut kyai pesantren buntet adalah mengutamakan faktor agama dan nasab (keturunan) adapun faktor-faktor yang lainnya merupakan faktor tambahan atau pelengkap. Ditinjau dari aspek sosiologi merupakan hal yang dianggap wajar, karena konsep kafa’ah yang dibangun oleh kyai pesantren Buntet berperan sebagai aktor untuk mencapai kemanfaatan yakni menguatkan atau membesarkan eksistensi pesantren Buntet sebagai lembaga institusi sosial dengan menjalin kekerabatan melalui pernikahan endogami, juga untuk melanjutkan perjuangan nenek moyang mereka sebagai regenerasi dalam memimpin pesantren, meskipun begitu mereka tidak menutup kemungkinan untuk mencari calon pasangan di luar keluarga besar Buntet pesantren. Pandangan konsep kafa’ah keluarga kyai pondok Buntet Pesantren tidak bertantangan dengan hukum islam hal tersebut sejalan dengan teori ‘urf atau sering disebut dengan istilah kaidah al-adatu muhakkamah, yakni adat istiadat atau kebiasaan yang sudah berkembang secara turun temurun dari para pendahulu atau sesepuh mereka. Akan tetapi dalam penerapannya, hal tersebut tidak dapat dibenarkan, karena didalam pernikahan status kafa’ah bukan sebagai syarat sah, melainkan syarat lazim saja mengenai suatu hal yang perlu dipertimbangkan. date: 2018-01-09 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31175/1/1520311078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31175/2/1520311078_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf identifier: MOHAMAD BADRUN ZAMAN, NIM. 1520311078 (2018) KONSEP KAFĀ’AH KELUARGA KYAI PESANTREN TRADISIONAL (STUDI DI BUNTET PESANTREN CIREBON) KONSEP KAFĀ’AH KELUARGA KYAI PESANTREN TRADISIONAL (STUDI DI BUNTET PESANTREN CIREBON). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.