TY - THES N1 - M. Nur, S.Ag., M.Ag. ID - digilib31207 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31207/ A1 - MUHAMMADUN, NIM: 99363365 Y1 - 2003/12/22/ N2 - Sebagaimana diketahui bahwa salah satu jenis najis adalah kotoran yang keluar dari alat kelamin baik itu dari qubul berupa air kencing maupun dari dubur berupa tinja. Dalam hal ini tidak ada perbedaan pendapat dari para ulama tentang kenajisan kotoran dan cara menyucikan najis tersebut. Para ulama juga sepakat bahwa air seni yang keluar dari bayi baik laki-laki maupun perempuan adalah najis. Adanya perbedaan pendapat adalah pada masalah bagaimana cara menyucikan najis yang berupa air seni bayi laki-laki dan perempuan yang belum berusia dua tahun dan belum makan selain air susu ibu (ASI). Sampai sekarang pun kajian ini masih relevan untuk dibahas, bukan saja dari sisi ilmu kesehatan tetapi juga dari metode istinbat hukum sehingga muncul perbedaan pendapat terhadap cara menyucikan najis air seni tersebut apalagi ada bias gender dalam memahami hadis yang dijadikan dalil hukumnya. Skripsi ini membandingkan dua pendapat atau mazhab yang berbeda dengan memfokuskan pada kajian pada cara pengambilan hukum atau istinbat dari hadis yang menjadi sumber hukum kenajisan air seni. Yang menjadi pokok masalah adalah tentang mengapa ada perbedaan tata cara menyucikan najis air seni bayi yang belum berusia dua tahun dan belum makan apapun selain air susu ibu menurut mazhab Hanafi dan mazhab Syafi?i. kedua, mana yang lebih rajah dari dua pendapat tersebut dari segi metode istinbat hukumnya. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research), menggunakan metode analisis deskriptif yakni dengan cara memparafrasekan pendapat ulama Hanafiyah dan Syafi?iyah mengenai konsep dan status najis dari air seni tersebut, dilanjutkan dengan analisis eksplanatori yakni membuat penyelesaian (solution) untuk membuat hipotesa dengan menggunakan pendekatan usul fikih. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa adanya perbedaan di antara dua mazhab bermuara pada perbedaan dalalah hadis yang mewajibkan membasuh ketika membersihkan air seni, yakni antara dalalah ?amm qat?i dan ?amm zanni. Kesimpulan kedua, secara metode istinbat hukum, pendapat Syafi?i dipandang lebih unggul dari pendapat Hanafi. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Toharoh KW - Bersuci KW - Air Kencing KW - Najih Mukhofafah KW - Fikih Mazhab Hanafi KW - Fikih Mazhab Syafi?i. M1 - skripsi TI - STUDI KOMPARASI ANTARA MAZHAB HANAFI DAN SYAFI'I TENTANG CARA MENGHILANGKAN NAJIS DARI AIR SENI BAYI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN ( ANALISIS METODE ISTINBAT ) AV - restricted EP - 156 ER -