%0 Thesis %9 Skripsi %A ERLINA NUR NAFI’AH, NIM. 98383076 %B FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM %D 2003 %F digilib:31219 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K NU,Riba dalam Islam %P 102 %T PANDANGAN NU TERHADAP BUNGA BANK (STUDI KASUS DI PT. BPR NUSUMMA CEPER) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31219/ %X Sudah cukup lama umat Islam Indonesia menginginkan sistem perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syari’ah untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi umat. Dan pada saat ini, keinginan umat Islam telah banyak terwujud seiring dengan terpuruknya perekonomian Indonesia dan banyak bank konvensional yang terkena likuidasi. Pada saat yang bersamaan, munculah bank syari’ah (Bank Muamalat Indonesia, Bank Syari’ah Mandiri dan BNI Syari’ah) sebagai alternatif bagi ekonomi nasional. Dari jenis bank perkreditan rakyat syari’ah (BPR-NU) yakni bank yang menyediakan kredit kecil kepada para wiraswastawan kecil dan petani yang berlatar belakang NU. BPR NU ini bukan bank bebas bunga tetapi merupakan bank simpan pinjam biasa yang menarik prosentase bunga. Salah satu dari BPR ini adalah BPR Nusumma Ceper. Dalam kepustakaan hukum Islam, ada yang namanya riba Nasi’ah yakni tambahan yang terjadi dalam hutang piutang berjangka waktu sebagai imbalan jangka waktu tersebut. Jika dilihat dari segi pengertian, antara bunga bank dan riba nasi’ah mempunyai kesamaan yakni adanya tambahan, tapi berbeda jika dilihat dari segi sejarah dan sumber yang memberi pinjaman. NU, dalam memahami dan menafsirkan ajaran Islam dari sumbernya tidak melakukannya secara langsung melalui ijtihad ulamanya, melainkan dengan menggunakan pendekatan mazhab. Dengan kata lain, NU lebih berhati-hati dalam menafsirkan Islam terutama ketika menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan fiqh. Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah Penelitian Lapangan yakni untuk memperjelas antara teori dan praktek yang terjadi, dengan obyek Ijtihad NU dan yang dijadikan model adalah PT. BPR Nusumma Ceper. Dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara interview, dokumentasi dan observasi. Sedangkan dalam menganalisa data dengan menggunakan metode deduktif yakni menarik kesimpulan dari fakta yang bersifat umum menjadi fakta yang bersifat khusus. Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. NU menjadi organisasi yang terdesentralisasi yang memberikan hak otonomi penuh pada warganya untuk menentukan sikap, 2. Dominasi Gus Dus sangat kuat dikalangan warga nahdhiyin sehingga disaat Gus Dur mempunyai ide dan merencanakan mendirikan BPR NU, banyak kalangan NU yang tidak membantah. %Z Drs. H. A. Malik Madaniy, MA.