%A NIM: 00370517 WAHYUNI ERNA WATI %O 1. DRS. MAKHRUS MUNAJAT, M.HUM. 2. UDIYO BASUKI, S.H. %T KETERW AKILAN PEREMPUAN DALAM PARLEMEN DI INDONESIA (TINJAUAN FIQH SIYASAH) %X Genderang Reforrnasi telah ditabuh mahasiswa 20 Mei 1998 lalu dan telah membawa perubahan terhadap kondisi sosial politik Indonesia, selain itu telah pula menghantarkan pada proses pemilu 1999. lepas dari hiruk-pikuk perempuan, reforrnasi yang diharapkan memberikan ruang yang lebih longgar kepada perempuan, malah meminggirkan mereka di panggung politik formal. Dari segi kuantitas, keterwakilan perempuan dalam kursi anggota legislatif hasil pemilu 1999, hanya 45 orang perempuan (9,0%) dari total 500 orang wakil rakyat di DPR. Padahal dalam pemilu 1999 lalu, pemilih perempuan jumlahnya lebih banyak dibanding pemilih laki-laki yaitu 51: 49. Melihat dari kenyataan ini, penyusun merasa perlu untuk melakukan penelitian atas peranan politik perempuan dalam parlemen 1999. bagaimana gambaran keterwakilan perempuan dalam? Kemudian implikasi keterwakilan tersebut terhadap produk hukum atau keputusan-keputusan DPR. Dimana dapat diketahui apakah perempuan dalam parlemen berposisi sebagai pelaku politiklsubyek atau hanya pelengkap dan menjadi "aksesoris" saja. Penelitian ini mempakan penelitian pustaka. Dalam menganalisa peneliti(m ini, penyusun menggunakan pendekatan sosiologis-feminis. Yaitu dengan memperhatikan kondisi sosial yang berpengaruh terhadap peran dan keterlibatan perempuan Indonesia dalam kancah politik praktis, temtama dalam p0rtemen Serta bagaimana teori-teori feminisme memandang terhadap keterlibatan perempuan dalam politik. Mengingat penelitian ini diajukan kepada Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga, maka penyusun juga rnenggunakan pendekatan norrnatif, dimana mencari korelasi antara keterwakilan perempuan dalam parlemen di Indonesia serta implikasinya terhadap keputusan DPR dengan Hukum Islam khususnya Fiqh Siyasah, untuk mencari akar keterlibatan perernpuan dalarn sejarah Islam dalam bidang politik. Sehingga dapat ditarik kesirnpulan bagairnana sebenarnya Islam memandang keterlibatan perernpuan dalam politik. Akhirnya, dari berbagai data yang penyusun dapatkan dalam penelitian ini, dapat disirnpulkan bahwa keterwakilan perernpuan dalam parlemen di Indonesia pasca pernilu 1999 adalah rendah. Irnplikasinya sangat berpengaruh terhadap keputusan dan produk hukum yang dihasilkan oleh DPR, dimana beberapa agenda penting perempuan belum dapat disahkan sebagai UndangĀ­ undang, yang notabene mewp:: k::1n land:: c::.:: n huknm unt1.1k melinclnnei perempu:: n Indonesia dari herhagai eksploitasi dan kekerasan. %K Perempuan dalam parlemen %D 2004 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib31254