TY - THES N1 - Dr. H. Hilmy Muhammad, MA. ID - digilib31316 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31316/ A1 - FINA KHUSNANIATI, NIM. 13530144 Y1 - 2018/01/08/ N2 - Rib? sebagai sebuah topik yang tidak lepas dari kajian ekonomi dan syari?ah. Pembahasannya juga cukup mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari prakteknya yang semakin meluas, meskipun sebagian besar masyarakat memahami rib? sebagai sebuah transaksi yang merugikan salah satu pihak. Pemahaman masyarakat terhadap rib? ini menjadi salah satu alasan penulis mengkaji kata rib?. Sehingga dapat diketahui hakikat asli makna kata rib?. Dari sini juga dapat diketahui bahwa selain memiliki arti negatif rib? a juga mengandung makna lain tergantung pada konteks kalimat yang digunakan. Selanjutnya, rib? yang memiliki arti tambahan, di dalam al-Qur?an juga dihadirkan dengan bentuk kata lain. Hal ini menunjukkan bahwa kata tersebut tidak hanya memiliki makna yang beragam tetapi juga dengan bentuk kata yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah semantik Toshihiko Izutsu. Pembahasannya menyangkut makna dasar dan makna relasional yang meliputi analisis sintagmatik dan paradigmatik. Lalu sinkronik dan diakronik yang terdiri dari periode pra Qur?anik, Qur?anik, dan pasca Qur?anik. Dan tahap terakhir adalah weltanschaung (pandangan dunia). Dari penelitian yang telah dilakukan penulis berkesimpulan bahwa kata rib? memiliki makna dasar bertambah dan tumbuh. Dari kata dasar tersebut ditemukan makna relasional dari kata rib? yang terdiri dari dua sisi. Sisi sintagmatik kata rib? terdiri dari makna bertambah, kelebihan, penganiayaan, dan hadiah. Sedangkan dari sisi paradigmatik kata rib? memiliki persamaan makna dengan kata syai??n. Selain itu, rib? juga memiliki pertentangan makna dengan kata b??a, zak?h, dan ?adaqah. Dari sini, dapat diketahui bahwa kata rib? memiliki makna lain selain makna negatif. Hanya saja pemahaman makna tersebut muncul sesuai dengan konteks kalimat yang digunakan. Penggunaan makna rib? pada masa pra qur?anik cenderung lebih konsisten. Rib? hanya dipahami sebagai kata yang bermakna negatif. Sebab pada masa ini, masyarakat hanya memahami kata rib? sebagai sebuah transaksi ekonomi. Sebagian besar masyarakatnya juga sangat paham bahwa rib? adalah perbuatan buruk yang sangat merugikan. Kemudian pada masa qur?anik riba diperkenalkan dengan makna dan bentuk kata yang beragam. Rib? pada masa makkiyah lebih ditekankan pada pengenalan dasar-dasar agama Islam, pembentukan akhlak sesuai keadaan masyarakat saat itu. Sedangkan pada masa madaniyah riba diperkenalkan sebagai salah satu penetapan hukum dengan penjelasan yang lebih rinci. Pada masa berikutnya, jauh setelah turunnya al-Qur?an rib? diperkenalkan oleh para ulama-ulama tafsir dengan bentuk kata yang sama dengan pada masa turunnya al- Qur?an. Hanya saja pemahaman makna yang dihasilkan sudah pasti mengalami pergeseran. Selain sebagai pelarangan sebuah transaksi, kata rib? juga dipahami dalam bentuk himbauanhimbauan berakhlak mulia serta akibat yang harus diterima dari suatu tindakan. Meskipun tiga masa pemahaman kata rib? tersebut cukup jauh namun, pengaruh pemahaman maknanya mengakar dalam pandangan masyarakat. Masyarakat cenderung menyerap makna rib? sebagai sebuah transaksi yang merugikan salah satu pihak. Namun, dengan bentuk prakteknya yang beragam memungkinkan mereka mencari celah pelarangan rib? terlebih mengabaikan hakikat makna-makna rib? yang lain. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - rib? dalam al-qur?an KW - kajian semantic KW - toshihiko izutshu M1 - skripsi TI - RIB? DALAM AL-QUR?AN (KAJIAN SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSHU) AV - restricted EP - 106 ER -