@phdthesis{digilib31437, month = {February}, title = {SPIRIT KAPITALISME RUMAH MAKAN PADANG YANG DIKELOLA ETNIS MINANG DI SLEMAN, YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 13540033 RIVA VADILA}, year = {2018}, note = {Dr. Phil Al Makin, M.A.}, keywords = {Etnis Minang, Rumah Makan Padang, Spirit Kapitalisme, Modernisasi, Identitas Diri}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31437/}, abstract = {Etnis Minang merupakan masyarakat beragama, beradat, dan berbudaya, yang masih memegang erat nilai-nilai tersebut, sebagaimana bunyi pituah Adat Basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Di antara budaya Minang yang masih kental hingga saat ini ialah merantau, yang menjadikan etnis Minang banyak dikenal oleh masyarakat umum. Dalam perantauannya, mereka dikenal cakap berdagang, terutama di bidang kuliner seperti Rumah Makan Padang, yang telah eksis di Indonesia, bahkan manca Negara. Melihat keadaan tersebut, terlihat bahwa kemajuan Rumah Makan Padang merupakan pengaruh spirit kapitalisme (milik Max Weber) dalam pengelolaannya. Artinya, etnis Minang dalam menjalankan usahanya dipengaruhi oleh agama, adat, dan budaya yang mereka yakini, sehingga melahirkan ide, etika, dan etos kerja. Selain itu, penulis juga melihat, pertumbuhan Rumah Makan Padang dipengaruhi pemilik usaha itu sendiri, yang memilih dan menentukan identitasnya masing-masing. Pasalnya, era modern menuntut pelaku usaha untuk menjamin kepuasan tiap pelanggan. Dengan tuntutan tersebut, terlihatlah pemilik usaha yang berkeinginan mempertahankan usahanya atau sebaliknya, seperti apa yang dijelaskan oleh Anthony Giddens. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan interview atau komunikasi langsung kepada pemilik Rumah Makan Padang di Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini telah dimulai sejak bulan April 2017 sampai Januari 2018. Dalam menentukan tempat penelitian, penulis mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya, luas wilayah dan kepadatan penduduk. Sleman merupakan kabupaten terluas ke tiga (574,82 Km2) dengan jumlah penduduk terbanyak (1.180.479) di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Data tersebut menunjukkan bahwa Sleman merupakan wilayah strategis untuk menumbuhkembangkan suatu usaha (baca: Rumah Makan Padang). Penulis mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan pemilik Rumah Makan Padang, sehingga menghasilkan tulisan yang rinci atau narasi. Pengumpulan data dilakukan melalui studi lapangan dan studi pustaka. Selanjutnya dalam analisis beserta penyimpulannya, penulis menggunakan metode kualitatif, dengan mengandalkan dan menekankan sumber-sumber yang ada secara komperehensif. Sementara teknik pengolahan data, penulis menggunakan analisis dengan dua teori, yakni spirit kapitalisme dan teori identitas sosial. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan sebuah kesimpulan, bahwa tumbuh dan berkembangnya Rumah Makan Padang di Sleman, Yogyakarta diakibatkan adanya spirit kapitalisme yang dipraktikkan pemilik usaha (baca: pemilik RM. Padang) dalam pengelolaannya, sumber spirit tersebut dapat berasal adat maupun agama. Selanjutnya, disimpulkan bahwa keberadaan Rumah Makan Padang, sampai saat ini sangat dipengaruhi pemiliknya yang memilih dan mempertahankan identitasnya sebagai pedagang, meski dihadapkan dengan berbagai tuntutan.} }