@article{digilib315, month = {June}, title = {THE PUPPET CALIPHS AND THE TITULAR HEADS AF STATE THE ABBASID CALIPHATE UNDER THE BUYIDS REIGN}, author = { FAUZAN SALEH}, publisher = {Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, year = {2008}, journal = {/Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah Volume 42, Number 1, 2004/}, keywords = {puppet caliphs, vizierate, amir al-umara, administration of revenue, the state expenditure}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/315/}, abstract = {Kekhalifahan Abbasiyah yang berlangsung selama lima abad lebih telah mengalami masa pasang surut dengan dinamika yang tinggi. Di masa kejayaannya, kekhalifahan Abbasiyah merepresentasikan zaman keemasan Islam dengan kemajuan peradabannya. Namun dalam masa surutnya, Abbasiyah telah jatuh dalam dominasi penguasa asing, termasuk amir al-umara dari dinasti Buyid. Para penguasa militer yang mestinya tunduk kepada khalifah ini justru telah memainkan peran yang jauh lebih menentukan, bahkan lebih berkuasa dari khalifah sendiri. Hal ini terjadi karena lemahnya posisi khalifah, sehingga hampir seluruh hak dan kewenangannya diambil alih oleh penguasa militer tersebut. Dalam kondisi seperti itu khalifah tidak lebih dari penguasa tituler atau bahkan wayang di bawah cengkraman dinasti Buyid. Persoalannya kemudian, jika seorang khalifah tidak lagi mampu menjalankan tugasnya sebagai kepala negara atau pemerintahan, haruskah ia dipertahankan. Menurut al-Mawardi, khalifah seperti itu tidak berhak lagi menduduki jabatannya dan ia harus diturunkan. Namun, meskipun para khalifah Abbasiyah telah kehilangan kekuasaan eksekutifnya, mereka ternyata masih dapat mempertahankan kedudukan mereka, bahkan hingga jauh setelah kekuasaan dinasti Buyid itu sendiri hancur. bagi kaum Sunni, seperti apapun bentuknya, keberadaan khalifah harus tetap dipertahankan sebagai simbol pemerintahan yang sah dan sebagai manifestasi dari kesatuan seluruh umat Islam.} }