@phdthesis{digilib31551, month = {June}, title = {KEBERMAKNAAN HIDUP PADA PENYANDANG DIFABILITAS NETRA MELALUI PROGRAM PENINGKATAN MINAT MEMBACA DAN MENULIS BRAILLE (PPMB) DI MTS YAKETUNIS YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 12250064 LULU ILMAKNUN}, year = {2018}, note = {Dr. H. Zainudin, M.Ag}, keywords = {kebermaknaan hidup, penyandang difabilitas netra, PPMB.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31551/}, abstract = {Penyandang difabilitas berhak memiliki kebermaknaan hidup, di MTs Yaketunis siswa difabilitas netra dididik agar memiliki kebermaknaan hidup lewat Program Peningkatan Membaca dan Menulis Braille (PPMB). Program ini hanya dilaksanakan dua tahun setengah dalam waktu seminggu sekali dengan durasi waktu 60 menit siswa harus mampu memahami huruf braille, sangatlah singkat bagi siswa difabilitas netra untuk menemukan makna hidup yang sesungguhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program peningkatan membaca dan menulis braille (PPMB) yang diselenggarakan oleh MTs Yaketunis dan juga analisis tingkat kebermaknaan hidup penyandang difabilitas netra selama mengikuti Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatis dengan 3 orang sebagai subjek penelitian, terdiri dari siswa MTs Yaketunis dengan tingkat kelas yang berbeda-beda. Pengumpulan data diperoleh memalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Teknis analisis data memaluli reduksi data, triangulasi, display data, dan instrumen penelitian. Pada pengujian keabsahan hasil penelitian menggunakan teriangulasi teori, triangulasi metode, dan triangulasi kejujuran peneliti, yakni membandingkan hasil wawancara difabilitas netra dengan guru pembimbing PPMB serta dengan hasil observasi. Hasil penelitian ini menunjukan proses PPMB di MTs Yaketunis, dengan proses tahapan pendaftaran peserta didik, penerimaan (asessment), bimbingan rehabilitasi pendidikan, bimbingan kreatifitas, evaluasi dan terminasi. Satu tahun pembelajaran untuk kelas tujuh, dua tahun pembelajaran untuk kelas VIII dan dua tahun setengah untuk kelas IX. Tingkat kebermaknaan hidup dari ketiga informan memiliki tingkat yang berbeda-beda, difabilitas informan kelas VII memenuhi 3 komponen kebermaknaan hidup kebebasan berkehendak, kehendak hidup bermakna dan makna hidup dan hanya memiliki 2 nilai yakni kreatif dan penghayatan. Pada difabel informan kelas VIII yakni KS memiliki 3 komponen kebebasan berkehendak, kehendak hidup bermakna dan makna hidup dan 2 nilai yakni nilai penghayatan dan nilai bersikap. Pada difabel informan kelas VIII lainnya memiliki 3 komponen kebermaknaan hidup dan 3 nilai, yakni nilai kreatif, nilai penghayatan dan nilai bersikap.} }