@phdthesis{digilib3157, month = {August}, title = {TAUHID DAN GENDER: Kajian atas Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan Suatu Pendekatan Feminis}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = { ARIFUDIN NIM: 98522721}, year = {2009}, note = {Pembimbing : Dr. Djam'annuri M.A}, keywords = {Tauhid, Gender, Kesetaraan, Laki-laki, Perempuan, Pendekatan Feminis}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3157/}, abstract = {Penelitian ini hendak mengungkapkan tauhid dalam kaitannya dengan kesetaraan laki-laki dan perempuan sebagai entitas gender dengan pendekatan feminis. Agama Islam sebagai agama yang diyakini oleh para pemeluknya adalah agama yang ideal, dengan diturunkannya Islam dimaksudkan untuk menghapus segala perbudakan, penindasan, ketidakadilan. Satu hal yang sangat penting datangnya Islam adalah mengangkat derajat dan membebaskan perempuan dari tradisi dimana perempuan dianggap sebagai makhluk yang sangat rendah. Tauhid adalah inti ajaran dari ajaran Islam yang mengakui akan kesetaraan ini, di dalam ajaran tauhid ini ditekankan mengenai kesetaraan manusia. Fokus kajian ini adalah mengkaji tauhid dan gender dalam kaitannya dengan konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan dengan pendekatan feminis. Sebagai kajian pustaka penulis mengulas doktrin tauhid yang dikaitkan dengan gender sebagai subyek penelitian. Analisis tentang doktrin tauhid dan gender penulis menemukan bahwa tauhid adalah sebuah doktrin universal tentang pengakuan akan kesetaraan manusia yang pada kajian ini penulis menggunakan pendekatan feminis, jadi fokus kesetaraan dalam perspektif ini adalah kesetaraan yang difokus antara laki-laki dan perempuan. Sebenarnya sebagai sebuah ajaran ideal Islam telah menegaskan adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, tetapi realitas keagamaan tidak terjadi demikian. Problem-problem muncul karena beberapa hal, seperti pemahaman terhadap teks keagamaan yang bias gender, penafsiran teks-teks keagamaan yang tidak sensitive gender. Kedua problem tersebut kemudian memunculkan problem-problem dalam kaitannya relasi laki-laki perempuan. Pemahaman dan penafsiran yang bias gender, menimbulkan ketidakadilan, diskriminasi, subordinasi, pandangan misoginis terhadap perempuan, bahkan tindak kekerasan terhadap perempuan yang mengatasnamakan ajaran agama. Bahkan doktrin agama dianggap telah menjadi perempuan sebagai makhluk nomor dua. Dalam konteks penelitian ini, tauhid menjadi afirmasi tentang kesetaraan manusia. Bahwa manusia adalah sama dan setara dihadapan tuhan, prinsip kesetaraan adalah prinsip utama dalam ajaran Islam jadi tidak ada dalil apapun yang dapat menghapus prinsip ini. Maka penulis menekankan dalam penelitian ini pada tauhid sebagai pembebasan perempuan dan landasan bagi kesetaraan dan keadilan gender. } }