eprintid: 31588 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 12192 dir: disk0/00/03/15/88 datestamp: 2018-11-16 09:15:47 lastmod: 2018-11-16 09:15:47 status_changed: 2018-11-16 09:15:47 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: WIRLIYANI, NIM. 98383190 title: ZAKAT IKAN HASIL NELAYAN MENURUT YUSUF AL QARADAWI ispublished: pub subjects: Zakat divisions: jur_mua full_text_status: restricted keywords: zakat mal, zakat ikan nelayan, ijtihad intiqa’i, Yusuf al Qaradawi, fiqh kontemporer. note: Dr. Hamim Ilyas, M.Ag. abstract: Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang lima. Posisi zakat sangat signifakan dalam menopang dan meningkatkan ekonomi umat Islam. Menurut Mahmud Abu Saud, ada lima instrument yang strategis dan sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan masyarakat serta bagi pembangunan ekonomi umumnya, diantaranya adalah zakat, larangan riba, kerja sama ekonomi, jaminan social dan peran Negara. Karena itulah maka potensi zakat yang luar biasa ini harus diberdayakan baik perolehannya maupun peruntukannya. Dari kelima ajaran pokok dalam Islam, zakatlah yang paling dekat dengan inti persoalan, yaitu ketidakadilan. Apa yang dihasilkan oleh diskursus tentang zakat (seperti tentang jenis jenis harta yang wajib dizakati) ini semakin tidak sepadan dengan tantangan ketidakadilan yang justru semakin tak terkendali. Padahal Agama Islam sebenarnya sudah memberikan konsep zakat yang dalam prakteknya terbuka untuk dilakukan ijtihad. Untuk itulah umat Islam perlu meninjau kembali tentang aplikasi zakat, menggali pengertian dan makna yang terkandung di dalamnya untuk membentuk satu system yang lengkap sesuai perintah Allah. Perkembangan perekonomian saat ini sangat memungkinkan timbulnya wujud baru dari harta benda dan cara-cara baru bagi pengembangan dan perolehan harta benda salah satunya adalah sebagai nelayan dimana ikan merupakan hasil panenannya.menentukan objek harta yang perlu dizakati bukannya tanpa perdebatan. Dalam hal ini perlu dilihat metode istinbat hukum dalam menentukan jenis harta. Salah satu ulama kontemporer yang yang memasukkan ikan hasil nelayan sebagai jenis harta yang wajib dizakati adalah Yusuf al Qaradawi. Skripsi ini mengkaji bagaimana metode istinbat yang digunakan Yusuf al Qaradawi dalam menetapkan zakat dari ikan hasil nelayan, dan jenis ijtihad apa yang ditempuh Yusuf al Qaradawi dalam menetapkan zakat ikan hasil nelayan. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau library research yang bersifat deskriptif-analitik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan usul fiqh, yaitu dengan melihat dan mendasarkannya pada kaidah-kaidah usuliyah dan fiqhiyah agar diperoleh suatu kejelasan, kepastian dan kebenaran terhadap masalah yang dikaji. Sebagai sumber data primer, penulis menggunakan kitab Fiqh al Zakah karya Yusuf al Qaradawi. Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode logika deduksi, yaitu logika berfikir yang bertumpu pada kaidah-kaidah umum yang ada dan hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus yaitu pemikiran sang tokoh. Penelitian skripsi ini menghasilkan kesimpulan, pertama; metode istinbat yang digunakan Yusuf al Qaradawi dalam menetapkan zakat ikan hasil nelayan adalah metode qiyas, yaitu mengqiyaskannya dengan zakat barang tambang. Kedua, jenis ijtihad yang ditempuh oleh al Qaradawi dalam menetapkan zakat ikan hasil nelayan cenderung kepada ijtihad di bidang tarjih atau ijtihad intiqa’i, dimana ia lebih cenderung untuk mentarjih dan memilih pendapat yang terkuat dari beberapa pendapat para ulama ahli fiqh terdahulu sesuai dengan maqasid al syari’at. date: 2004-04-08 date_type: published pages: 94 institution: UIN SUNAN KALIJAGA department: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: WIRLIYANI, NIM. 98383190 (2004) ZAKAT IKAN HASIL NELAYAN MENURUT YUSUF AL QARADAWI. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31588/1/BAB%20I%2C%20BAB%20TERAKHIR.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31588/2/BAB%20II%2C%20III%2C%20IV.pdf