eprintid: 31753 rev_number: 11 eprint_status: archive userid: 111 dir: disk0/00/03/17/53 datestamp: 2018-11-29 07:27:41 lastmod: 2018-11-29 07:27:41 status_changed: 2018-11-29 07:27:41 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Nurul Afifah, NIM.14120117 title: KEPEMIMPINAN SULTAN TRENGGANA DI KERAJAAN DEMAK 1521−1546 M DITINJAU DENGAN KONSEP KEPEMIMPINAN JAWA HASTA BRATA ispublished: pub subjects: ki divisions: jur_spi full_text_status: restricted keywords: Kepemimpinan, Sultan Trenggana, Kerajaan Demak, Hasta Brata. note: Riswinarno, S.S., M.M., abstract: Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan pada tahun 1478 M. Pada awal kekuasaannya, Kerajaan Demak telah dipimpin oleh Raden Patah lalu digantikan oleh Adipati Unus. Kemudian pada tahun 1521 M Sultan Trenggana resmi diangkat menjadi pemimpin Demak. Sultan Trenggana menjadi pemimpin Kerajaan Demak sejak 1521−1546 M. Ketika Sultan Trenggana menjadi pemimpin, Kerajaan Demak berada pada puncak kejayaannya. Ia berhasil memperluas administrasi wilayah Kerajaan Demak, memperluas wilayah perdagangan, menghidupkan kembali Masjid Demak, mampu mengislamkan hampir seluruh Pulau Jawa, dan mampu merebut daerahdaerah jajahan Portugis. Kesuksesan yang telah diraih Kerajaan Demak menjadikan ketertarikan peneliti untuk mengkaji mengenai kepemimpinan Sultan Trenggana. Jika dilihat dari pemimpin sebelumnya yang tidak mampu membawa Kerajaan Demak ke arah kejayaannya maka muncul pertanyaan mengenai kebijakan dan konsep kepemimpinan yang telah dilakukan oleh Sultan Trenggana. Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis mengenai kepemimpinan Sultan Trenggana dengan pokok bahasan kepemimpinan Sultan Trenggana berdasarkan konsep kepemimpinan Jawa Hasta Brata. Penelitian ini menggunakan pendekatan politik dan dua teori kepemimpinan. Teori pertama adalah konsep kepemimpinan Jawa Hasta Brata. Penggunaan teori kepemimpinan ini bertujuan untuk menganalisis sisi kepemimpinan Sultan Trenggana di Kerajaan Demak meliputi delapan unsur watak alam. Kemudian teori kedua adalah kepemimpinan berdasarkan otoritas tradisional yang dipelopori oleh Max Webber. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang meliputi empat langkah, yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Penggunaan metode sejarah bertujuan agar diperoleh uraian yang kronologis, sistematis dan sesuai dengan fakta sejarah. Peneliti menyimpulkan bahwa kebijakan yang diterapkan oleh Sultan Trenggana di Kerajaan Demak adalah kebijakan di bidang politik yaitu berupa melawan bangsa Portugis, hukum negara Islam, dan perluasan daerah, bidang militer, bidang keagamaan, dan bidang ekonomi. Kepemimpinan Sultan Trenggana sesuai dengan konsep kepemimpinan Jawa Hasta Brata walaupun ada beberapa tindakan yang menyimpang dari makna yang terkandung pada masingmasing watak alam. date: 2018-04-18 date_type: published pages: 119 institution: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta department: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Nurul Afifah, NIM.14120117 (2018) KEPEMIMPINAN SULTAN TRENGGANA DI KERAJAAN DEMAK 1521−1546 M DITINJAU DENGAN KONSEP KEPEMIMPINAN JAWA HASTA BRATA. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31753/1/14120117_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31753/2/14120117_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf