@phdthesis{digilib31759, month = {March}, title = {SEJARAH FAKULTAS ADAB INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA TAHUN 1961-2004 M}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = {NIM. 13120035 AMINAH}, year = {2018}, note = {Dr. Hj. Siti Maryam, M.Ag}, keywords = {Sejarah, Fakultas Adab}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31759/}, abstract = {IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada awalnya hanya memiliki dua fakultas. Seiring dengan perkembangan zaman, fakultas-fakultas yang ada terus ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat itu. Perkembangannya sampai tahun 1970 IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memiliki lima fakultas. Salah satunya Fakultas Adab yang memiliki tiga jurusan yaitu BSA, SKI dan IPII. Pada rentang waktu tahun 1961-2004 Fakultas Adab telah meluluskan alumni yang ahli pada bidangnya, di antaranya bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan dan politik. Jejak rekam dari fakultas ini masih belum didokumentasikan dalam tulisan sejarah , sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui jejak rekam Fakultas Adab serta kontribusi para alumninya terhadap masyarakat secara umum. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi. Pendekatan ini digunakan untuk melihat suatu gejala dari aspek yang mencakup hubungan sosial dan kelakuan manusia. Selanjutnya teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fungsionalisme struktural yang dikembangkan oleh Talcott Parsons. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang menggunakan metode sejarah dengan tahapan heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil dari penelitian ini pertama, Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berdiri atas dua faktor yaitu 1). Untuk melengkapi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2). Terinspirasi dari Universitas Al-Azhar, Mesir. Kedua, perkembangan Fakultas Adab terbagi menjadi beberapa bidang yaitu bidang akademik, sumber daya manusia (SDM) dan lembaga. Ketiga, kontribusi alumni Fakultas Adab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di antaranya, di bidang pendidikan dengan menjadi guru dan dosen, di bidang sosial kemasyarakatan dengan menjadi pimpinan dan pengasuh pondok pesantren dan di bidang politik dengan menjadi anggota DPR-RI, DPRD, dan Kepala Daerah (Bupati).} }