%0 Thesis %9 Skripsi %A Nashrur Rahman Zein, NIM. 13120038 %B Fakultas Adab dan Ilmu Budaya %D 2018 %F digilib:31760 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %K Perkembangan, Pondok Pesantren Hidayatullah, Yogyakarta %P 146 %T PONDOK PESANTREN HIDAYATULLAH YOGYAKARTA DI BALONG, DONOHARJO, NGAGLIK, SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA (1989-2016 M) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31760/ %X Pondok Pesantren Hidayatullah merupakan salah satu wujud dari fenomena perkembangan lembaga pesantren di Indonesia. Lembaga yang berdiri pada tahun 1976 dan berpusat di Balikpapan, Kalimantan Timur ini, dibangun dengan semangat dakwah Islam, sebagai solusi paling mendasar bagi perbaikan kondisi umat Islam di Indonesia. Melalui semangat tersebut, Pesantren Hidayatullah sangat menekankan aspek kaderisasi bagi santrisantrinya, sehingga lembaga ini mampu melebarkan aktivitas dakwahnya di berbagai wilayah di Indonesia, dengan pesantren sebagai basis pergerakannya. Berangkat dari hal tersebut, penelitian mengenai sejarah Pesantren Hidayatullah Yogyakarta ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan dari Pondok Pesantren Hidayatullah di Yogyakarta (1989-2016). Penelitian ini merupakan kajian sejarah sosial. Oleh karena itu, penulis menggunkan pendekatan sosial dan teori evolusi Herbert Spencer dalam menganalisis perkembangan yang terjadi pada lembaga yang menjadi objek kajian. Adapun dalam hal metode penelitian, penulis menggunakan metode sejarah yang terdiri dari tahap heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (analisis dan sintesis), dan historiografi (penulisan sejarah). Hasil kajian ini menunjukkan bahwa perkembangan Pondok Pesantren Hidayatullah Yogyakarta memiliki bentuk perkembangan yang khas dan berbeda dengan pesantren-pesantren pada umumnya, yang biasanya dicikal bakali dari sebuah rumah seorang ‘alim (Kyai), surau, langgar, atau masjid. Sebagai bagian dari gerakan dakwah kaum modernis Islam namun berbasiskan pada sistem pesantren, lembaga ini dirintis melalui lembaga panti asuhan dengan bentuk struktur kemimpiminan kolektif (yayasan). Dari sebuah lembaga panti asuhan, lembaga ini kemudian mampu berkembang baik di bidang pendidikan, dakwah, dan sosial. Hal ini tampak dari berhasil didirikanya lembaga-lembaga pendidikan formal dari tingkat KB hingga SMA, kemudian berkembangnya program-program dakwah (TPA, majelis taklim, dakwah di radio, kantorkantor, sekolah, dan sebagainya) dengan lembaga Pos Dai sebagai wadahnya, serta berkembangnya aktifitas lembaga-lembaga sosial pesantren, seperti PPAS (panti asuhan), SAR Hidayatullah, dan BMH. Semua lembaga tersebut bergerak secara integral dan diprakarsai serta digerakkan oleh kader-kader santri Hidayatullah di Yogyakarta %Z Herawati, S.Ag., M.P.d.,