%0 Thesis %9 Skripsi %A HANIF IRWANSYAH, NIM. 11520004 %B FAKULTAS USHULUDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2018 %F digilib:31910 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Pandak, Bantul Yogyakarta %T MAKNA SIMBOLIS ZIARAH DI MAKAM SEWU KANJENG PANEMBAHAN BODHO DESA WIJIREJO KECAMATAN PANDAK, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31910/ %X Penelitian ini berangkat dari ketertarikan penulis dalam menggali kembali khazanah serta muatan lokal yang tersirat dalam ritual ziarah Kanjeng Panembahan Bodho bahwa tradisi ziarah masih menjadi suatu kebutuhan spritual bagi masyarakat Jawa dalam hubungan manusia dengan sang Khaliq (vertikal) dan hubungan manusia dengan sesama (horizontal). Dalam kasus ini penulis menemukan corak kelompok masyarakat dalam memperingati dan menghormati tokoh yakni Kanjeng Penambahan Bodho yang diyakini oleh masyarakat setempat sebagai seorang yang telah mengenalkan ajaran Agama Islam di wilayah Pandak, Bantul Yogyakarta. di sisi lain, hadirnya makam Kanjeng Bodho sebagai icon bangkitynya Islam di wilayah Selatan Yogyakarta juga mempengaruhi bagaimana corak kebudayan masyarakat setempat, tentu masih dengan akulturasi kebudayaan yang diperagakan oleh Kraton Yogya itu sendiri. Jenis penelitian ini ialah penelitian lapangan dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil analisa temuan-temuan dilapangan selanjutnya di tarik dalam sebuah kesimpulan. Hasil penelitian mengatakan: (1) Dalam proses Ritual Ziarah Makam Kanjeng panembahan Bodho, setiap peziarah diharuskan untuk bersuci dengan berwudhu sebelum masuk ke dalam Makam, adapun ketika ada peziarah yang membawa dupa ke makam tidak boleh di bawa masuk ke dalam dan hanya bisa di letakkan dalam tungku yang telah tersedia di luar bilik Makam, dan hanya diperbolehkan membawa menyan dan bungabunga, fungsi menyan itu snediri sebagai wewangian saja dan bunga untuk di taburkan diatas pusara Makam Kanjeng Panembahan Bodho. Ketika dalam proses ritual, setiap peziarah membaca istighfar, Al-fatihah yang dimaksudkan untuk Kanjeng Panembahan Bodho, kemudian membaca Yasin dan Tahlil dengan bunyi yang nyaring dan serempak dan terakhir adalah berdo’a. Setelah berziarah atau ritual melalui fase pelaksanaan, ada juga yang bersemedi di makam selama tiga hari tiga malam lamanya. (2) Selain untuk mendoakan, ritual Ziarah Makam Kanjeng Panembahan Bodho juga dimaknai oleh masyarakat setempat sebagai upaya untuk menguatkan soildaritas sosial masyarakat serta menguatkan nilai-nilai kemasyarakatan yang ada. Adapun untuk para pengunjung yang datang dari luar Desa Wijirejo sendiri yang datang ke Makam Kanjeng Panembahan Bodho adalah untuk melepaskan segala persoalan sosial yang membelenggu mereka seperti, ingin mendapatkan ketenangan, keridhoan dari pekerjaan yang mereka geluti serta ada juga yang memohon untuk dinaikkan pangkat kerjanya %Z Dr. Ahmad Salehudin, S.Th.I, M.A