@mastersthesis{digilib32054, month = {May}, title = {IMAJINASI ESKATOLOGIS DALAM TAFSIR MELAYU-JAWI (STUDI TAFSIR N{\=U}R AL-IHS{\=A}N KARYA MUHAMMAD SAID AL-KEDAHI)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 1620010032 ARIVAIE RAHMAN}, year = {2018}, note = {Dr. Mohammad Yunus, Lc., MA,}, keywords = {Imajinasi Eskatologis, Muhammad Said al-Kedahi, Tafsir N{\=u}r al- Ihs{\=a}n.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32054/}, abstract = {Tema eskatologis, terutama tentang kebangkitan setelah kematian menjadi bahan diskusi yang tiada habisnya di kalangan filsuf. Pada konteks yang sama, kitabkitab suci termasuk juga al-Qur?an merupakan salah satu teks yang menarasikaan eskatologi. Kendati demikian narasi al-Qur?an masih terkesan global dan penuh metafora. Sebab itu, dibutuhkan tafsir sebagai produk interpretasi untuk menjelaskannya lebih rinci. Namun, teks-teks tafsir yang ada masih didominasi pengaruh nalar Arab, dari aspek ini menarik untuk melihat bagaimana nalar tafsir lokal Melayu berimajinasi tentang eskatologi. Penelitian ini menjawab persoalan teoritis dan praktis, yakni tentang bagaimana konstruksi imajinasi eskatologis tafsir N{\=u}r al-Ihs{\=a}n? dan bagaimana aplikasi imajinasi eskatologis dalam tafsir N{\=u}r al- Ihs{\=a}n? Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan (library reseach) yang menjadikan teks tafsir N{\=u}r al-Ihs{\=a}n karya Muhammad Said al-Kedahi sebagai sumber primer. Model penelitian ini tergolong model penelitian tokoh tafsir. Data-data mengenai tokoh dan penafsirannya dianalisa menggunakan teori hermeneutika Hans-Georg Gadamer dan Fazlur Rahman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konstruksi imajinasi eskatologis tafsir N{\=u}r al-Ihs{\=a}n bersumber dan terbentuk akibat terjadinya dialektika antara teks-teks keagamaan (intertekstual) dan weltanschauung alam Melayu (ekstratekstual). Dialektika ini terus berproses dan membentuk produk imajinatif berupa tafsir N{\=u}r al- Ihs{\=a}n. Dalam proses ini pula terklasifikasi dua model imajinasi, imajinasi eskatologis reproduktif yang terkesan objektif sesuai dengan horizon pengarang teks dan imajinasi eskatologis produktif yang lebih subjektif sesuai dengan horizon pengafsir teks. Kemudian aplikasi imajinasi eskatologis yang termuat dalam tafsir N{\=u}r al-Ihs{\=a}n terbagi menjadi tiga kategori: figur eskatologis, transisi eskatologis dan terminasi eskatologis. Pembacaan terhadap masing-masing tema ini memperlihatkan pengaruh imajinasi Arab (reproduktif) dan imajinasi lokal (produktif). Ayat-ayat eskatologis yang diterjemahkan atau ditafsirkan dengan diksi yang abstrak lebih tinggi nilai imajinasinya dibanding menggunakan diksi yang konkret. Misalnya kata jannah dan n{\=a}r yang masing-masing telah dimaknakan sebagai surga dan neraka. Umumnya pengaplikasian ini merupakan hasil negosiasi, transformasi, dan titik temu bahasa atau istilah simbol agama di alam Melayu.} }