%S Buku %A Abdul Mustaqim %T Ilmu Ma`ânil Hadîts: Paradigma Interkoneksi Berbagai Metode dan Pendekatan dalam Memahami Hadis Nabi %X Problem memahami hadis semakin kompleks ketika Islam mulai tersebar di berbagai daerah non Arab. Mereka yang tidak mengetahui dengan baik tentang uslûb al-lughah al- `arabiyyah (stilistika bahasa Arab), jelas akan menemui kesulitan dalam memahami sebagian hadis Nabi Saw. Sebab kadang beliau menggunakan ungkapan-ungkapan yang bersifat majazî (metaforis), rumzî (simbolis), qiyâsî (analogis) dan bahkan kadang menggunakan sebuah kata gharîb (asing), yang dulu sangat jelas maknanya, namun lambat laun kata itu ‘tenggelam’ dan tidak dipakai lagi, sehingga dianggap asing dan sulit dipahami. Kompleksitas dalam memahami hadis Nabi juga terait dengan paradigma dan asumsi dasar yang dipakai dalam memandang sosok Nabi Muhammad Saw. Misalnya teori Imam Syihabuddin al- Qarâfi (pengikut madzab Maliki) yang membedakan kedudukan Nabi Saw, apakah Muhammad sebagai rasul, mufti, pemimpin perang atau manusia biasa. Demikian halnya, pembedaan tipologi sunnah risâlah dan sunnah ghair al- risâlah, yang dipakai Syeikh Waliyyullah al-Dahlawi, dan pembagian kategori al-sunnah al-rasuliyyah dan al-sunnah al-nabawiyyah yang dikenalkan Muhammad Syahrûr pemikir kontemporer. Demikian halnya, dengan konteks zaman Nabi Saw yang berbeda dengan kita, sehingga kadang menyebabkan redaksi hadis terasa kurang komunikatif dengan konteks kekinian. Semua itu tentu akan semakin menambah kompleksitas dalam memahami hadis-hadis Nabi Saw. Itulah sebabnya kemudian para ulama berusaha keras untuk menjembatani problem-problem tersebut. Muncullah ilmu yang para ulama dulu ada yang menyebutnya sebagai ilmu Gharib al- Hadis, Ilmu Mukhtalifil Haidis, atau Ilmu Fiqh al-Hadis, Syarh al-Hadis, kemudian sekarang disebut dengan Ilmu Ma’ânil Hadîts, yakni ilmu yang mengkaji tentang bagaimana memahami hadis Nabi Saw dengan mempertimbangkan struktur linguistik teks hadis, konteks munculnya hadis (asbâbul wurûd), kedudukan Nabi Saw ketika menyampaikan hadis, dan bagaimana menghubungkan teks hadis masa lalu dengan konteks kekinian, sehingga diperoleh pemahaman yang relatif tepat, tanpa kehilangan relevansinya dengan konteks kekinian. Buku yang ada ditangan pembaca ini mencoba memberikan penjelasan tentang prinsip dasar, teori, metode-pendekatan bagaimana memahami hadis Nabi Saw, disertai beberapa contoh aplikasinya. Buku ini merupakan hasil riset penulis yang kemudian diamanati untuk mengampu mata kuliah Ilmu Ma’ânil Hadîts di Sekolah Tinggi Ilmu al-Qur’an (STIQ) an-Nur Bantul Yogyakarta selama kurang lebih lima tahun. Namun demikian, penulis menyadari bahwa buku ini masih belum lengkap menjelaskan seluruh problem akademik dalam ilmu Ma’anil Hadits. Tetapi setidak-tidaknya, buku ini melengkapi kekurangan buku-buku yang ditulis berkaitan dengan problem memahami hadits. Penulis berharap semoga buku sederhana ini bermanfaat bagi para mahasiswa dan para peminat studi hadis pada umumnya. %N - %K Ulumul Hadits %V - %D 2016 %C Yogyakarta %I Idea Press %L digilib32329