@phdthesis{digilib32688, month = {June}, title = {PEMAKNAAN SANTRI PONDOK PESANTREN AL MUNAWWIR KOMPLEK Q TERHADAP NILAI BIRRUL WALIDAIN KARTINI DALAM FILM KARTINI}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM : 14210009 Windi Meilita Wiryanti}, year = {2018}, note = {Dra. Hj. Evi Septiani TH, M.Si}, keywords = {Analisis Resepsi, Birrul Walidain}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32688/}, abstract = {Pesan birrul walidain dalam film yang menggunakan latar belakang daerah, adat, dan tradisi dengan kisah yang diangkat dari masa lampau sering kali dileburkan dalam satu paham yang dikenal dengan istilah budaya. Menilik dari penerapan budaya di lingkungan masyarakat Indonesia di masa lampau, muncul pertanyaan apakah budaya tersebut mengandung ajaran Islam atau menjadi hal yang berlebih-lebihan. Penelitian ini berpusat pada pemaknaan nilai birrul walidain tokoh Kartini dalam film Kartini bagi santri Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek Q. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis resepsi untuk menganalisis wacana media dan wacana khalayak dan membentuk sebuah konteks. Analisis ini berdasarkan teori pemaknaan Stuart Hall dan didukung dengan teori Birrul Walidain. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Film Kartini dirilis pada 19 April 2017, berdurasi 122 menit. Film ini merupakan film bergenre drama yang diangkat dari kisah seorang pahlawan perempuan Indonesia, yaitu R.A Kartini. Dalam film Kartini, R.A Kartini ditampilkan sebagai tokoh wanita yang berjuang memajukan hak pendidikan bagi kaum perempuan, dimana dalam usahanya Kartini harus berhadapan dengan pihak keluarga yang masih kental menerapkan tradisi, serta cara pandang tentang perempuan. Pemaknaan santri Pondok Pesantren Al Munawwir komplek Q dilakukan untuk mengetahui posisi informan pada pesan media. Hasil dari pemaknaan tersebut menempatkan informan pada posisi yang berbeda-beda, yaitu hegemoni dominan, negosiasi, dan oposisi. Munculnya kesamaan dan perbedaan pemaknaan dari informan disebabkan oleh berbagai faktor latar belakang, seperti; pendidikan, pengalaman, budaya, usia, pengetahuan, dan lingkungan.} }