@phdthesis{digilib32842, month = {August}, title = {MEMBANGUN KAWASAN INKLUSIF: STUDI KASUS PROGRAM KECAMATAN INKLUSI KARANGANOM KLATEN}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 13250078 SUZANA NURJAYA WIDIASTUTI}, year = {2018}, note = {Dr. Arif Maftuhin, M.Ag., M.A.I.S.}, keywords = {Kecamatan inklusi, Partisipasi, Aksesibilitas, Ketersediaan Layanan Hak, Sikap Inklusif, Difabel}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32842/}, abstract = {Penelitian skripsi ini membahas mengenai kecamatan inklsui yang ada di kecamatan Karanganom. Inklusi merupakan bentuk keterbukaan bagi semua masyarakat tanpa menjadikan perbedaan latar belakang sebagai suatu masalah. Penelitian ini didasari banyaknya kasus difabel yang dipandang negatif oleh masyarakat dan belum terpenuhinya hak- haknya serta undang-undang desa No. 6 tahun 2014 yang menjadi dasar adanya desa inklusi. Adanya undang-undang tersebut menjadi tujuan suatu wilayah inklusi yang ramah terhadap semua perbedaan salah satunya adalah difabel serta adanya inklusi center yang menjadi pusat kegiatan di Kecamatan Karanganom. Pihak kecamatan juga akan membangun gedung untuk kegiatan ICKK di belakang kantor kecamatan dan menjadi salah satu program prioritas di Jawa Tengah. Berangkat dari keunikan Kecamatan Karanganom ini maka penulis mencoba mengkaji seberapa inklusif kecamatan Karanganom yang telah mendeklarasikan sebagai Kecamatn inklusi. Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif kualitatif atau penelitian lapangan yaitu data yang dijadikan rujukan menggunakan metode observasi, wawancara serta dokumentasi. Selanjutnya, menganalisis data dengan melakukan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik validitas data yang dilakukan penulis menggunakan triangulasi data dengan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hasil penelitian yang telah dilakukan penulis menunjukkan bahwa kecamatan Karanganom yang telah mendeklarasikan sebagai kecamatan inklusi ini sudah termasuk inklusi hanya saja belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan masyarakat difabel dalam partisipasi sosial salah satunya kegiatan inklusi center dan partisipasi politik, layanan hak yang sudah diberikan oleh pemerintah daerah kecamatan Karanganom, serta sikap inklusif masyarakat yang sudah memiliki pemahaman tentang xi difabel dan tidak lagi menganggap difabel sebagai pandangan yang negatif. Namun, yang dikatakan belum maksimal ini terlihat belum semua bangunan yang ada di kecamatan Karanganom khususnya desa Beku, desa Jambeyan dan desa Jeblog belum aksesibel. Hal ini dikarenakan masih terkendala biaya.} }