%0 Book Section %A SOEHADHA, Moh. %A Maulana, Rezza %A Khuzaima, Siti %B NYANYI SUNYI DARI PELOSOK NEGERI %C Yogyakarta %D 2015 %F digilib:32860 %I LABel %K tafsir ekologi budaya, politik multikulturalisme, dan tafsir lokal tentang kebahagiaan %N - %P vii-viii %S Bunga Rampai %T Nyanyi Sunyi dari Pelosok Negeri %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32860/ %V - %X Nyanyi Sunyi dari Pelosok Negeri, itulah judul buku yang menurut editor sesuai dengan tiga tema yang menjadi substansi dari buku ini, yang kemudian terurai dalam tujuh artikel. Tiga tema buku ini masing-masing adalah tafsir ekologi budaya, politik multikulturalisme, dan tafsir lokal tentang kebahagiaan. Nyanyi sunyi dari pelosok negeri, pada hakikatnya menggambarkan tentang riak-riak atau suara-suara lain di negeri ini yang muncul dari komunitas budaya pinggiran, minoritas dan pherifer. Suara itu mungkin begitu melengking nyaring jika didengar oleh pendukung komunitas budaya itu sendiri, namun ia hanya “senyap” bahkan mungkin tidak terdengar lagi oleh telinga elit negeri ini. Kini melalui Laboratorium Religi dan Budaya Lokal (LABeL) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, suara sunyi ini akan diperdengarkan kembali dengan volume yang diharapkan lebih besar, yaitu melalui buku yang kini ada di tangan pembaca. Sesuai dengan visinya untuk meneruskan suara-suara dari masyarakat lokal di pelosok negeri, LABeL terus melaksanakan diskusi tentang mozaik budaya dan religi lokal, dan buku ini adalah kumpulan dari materi diskusi tersebut. Warna elaborasi teks dan kontekstualisasi makna tampak di hampir semua tulisan di buku ini. Asma Luthfi secara serius berusaha melakukan Redefinisi Relasi Orang Mollo dengan Alam, Dadang Aji Permana mengulas Nilai Kesucian dalam Ritual Adat Kebo-Keboan Alasmalang dan Relevansinya bagi Pembelajaran Ekologi, lebih jauh Dadang juga memperkaya analisisnya dengan perspektif aksiologis dari Max Scheller; Eliyyil Akbar menggunakan gagasan-gagasan lokal Sunda Wiwitan berhadapan dengan kebijakan Pengosongan Kolom Agama di KTP; Erham Budi Wiranto membahas Tradisi Merti Desa dan mengaitkannya dengan fenomena Globalisasi; Muhammad Takbir Malliongi melakukan penelitian terhadap Kebahagiaan Menurut Masyarakat Kajang di Sulawesi Selatan; dan Zuly Qodir mencermati Politik Multikulturalisme Kaum Minoritas Towani Tolotang di Sulawesi Selatan.