@phdthesis{digilib3287, month = {January}, title = {PERANAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM PERJUANGAN AWAL KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA (1945-1949)}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = { AKHMAD ALWI - NIM. 03121498}, year = {2010}, note = {Pembimbing: Drs. H.Maman Abdul Malik SY, MS}, keywords = {Operasi Janur Kuning, perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Kemerdekaan Republik Indonesia}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3287/}, abstract = {Awal kemerdekaan Republik Indonesia ditandai dengan pembacaan Proklamasi oleh Soekarno di lapangan Banteng Jakarta, pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini disambut baik oleh segenap masyarakat Indonesia di seantero Nusantara. Begitu juga Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX, ketika mendengar tentang kemerdekaan Indonesia dia langsung mengirim surat kawat (telegram) kepada Soekarno yang memberikan selamat atas kemerdekaan Indonesia dan mendukung sepenuhnya lahirnya Republik Indonesia. Telegram ini merupakan suatu pertanda penyatuan dua negara, antara negara Kesultanan Yogyakarta dan negara Republik Indonesia. Kemudian Sri Sultan HB IX mengeluarkan amanat pada tanggal 5 September 1945, yang intinya Kesultanan Yogyakarta melebur dalam satu kesatuan Republik Indonesia. Pada tahun 1949, ada sebuah peristiwa yang dinamakan Operasi Janur Kuning (sekarang dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret 1949). Dinamakan demikian karena operasi yang dipimpin oleh Soeharto memakai janur kuning sebagai tanda, operasi itu terpusat di kota Yogyakarta untuk mengusir pemerintahan Belanda. Pada peristiwa itu peran Sri Sultan HB IX sangat penting karena dia merelakan keratonnya sebagai tempat persembunyian tentara Republik Indonesia ketika mereka dikejar-kejar oleh Belanda. Kedua kisah di atas adalah gambaran perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai seorang raja dan seorang republiken. Pertanyaan yang muncul adalah : Mengapa Sultan HB IX repot-repot mendukung Republik Indonesia dengan menggabungkan Kesultanan Yogyakarta ke dalam pemerintahan Republik Indonesia? Kepentingannya apa dan apa yang akan didapatkannya? Apa yang mendasarinya? Padahal pemerintahan Belanda menjanjikannya sebagai raja seluruh pulau Jawa. Inilah yang membuat saya berniat mengangkat judul di atas sebagai skripsi saya, semoga abstrak ini mendapat tindak lanjut sehingga di masa yang akan datang bisa dijadikan salah satu referensi sejarah. } }