%0 Thesis %9 Skripsi %A M. SYAFI' NIM: 05530051, %B Ushuluddin %D 2010 %F digilib:3341 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %K Hadis, Yusuf Qordawi %T PEMAHAMAN YUSUF AL QARADAWI TERHADAP MAJAZ AL HADIS DALAM BUKU KAIFA NATA' AMAL MA'A AL SUNNAH AL NABAWIYYAH MA'ALIM DAWABIT %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3341/ %X Skripsi ini berjudul quot;Pemahaman Yusuf al-Qaradawi terhadap Majaz al-Hadis dalam Buku Kaifa Nata'amal ma'a al-Sunnah al-Nabawiyyah Ma'alim wa Dawabit quot;. Topik ini penulis angkat karena dalam memahami Majaz al-hadis sering terjadi perdebatan antara pemaknaan secara tekstual maupun kontekstual. Pemaknaan yang haqiqi bagi kaum tekstualis adalah lebih tepat dibanding pemaknaan majazi, sementara bagi kaum kontekstualis adalah sebuah keharusan di suatu saat untuk memaknai hadis secara majazi, sementara jika dilihat dari epistemologi yang digunakan oleh Yusuf al-Qaradawi dalam memahami hadis Nabi adalah menggunakan epistemologi bayani, yaitu epistemologi yang berpijak kepada teks baik secara langsung atau tidak dalam memperoleh pengetahuan, maka fokus dari penelitian ini adalah metode pemahaman Yusuf al-Qaradawi terhadap majaz al-hadis dan implikasi pemahaman Yusuf al-Qaradawi terhadap majaz al-hadis dalam pemahaman hadis nabi. Permasalahan yang ingin ditemukan jawabannya melaui penelitian ini adalah bagaimana metode pamahaman Yusuf al-Qaradawi terhadap majaz alh adis? dan apa implikasi pemahamannya terhadap pemahaman hadis nabi?. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan analisis historis-biografik dan pendekatan sastra, khususnya ilmu al-bayan, untuk mengetahui metode pamahaman Yusuf al-Qaradawi terhadap majaz al-hadis dan implikasinya terhadap pemahaman hadis Nabi. Dari penelitian ini dengan menggunakan dua pendekatan (historis-biografik dan sastra, khususnya ilmu al-bayan), maka diperoleh kesimpulan bahwa, metode yang digunakan oleh Yusuf al-Qaradawi dalam memahami majaz al-hadis adalah metode ta'wil. Adapun langkah-langkah metode pemahamannya adalah pertama, mengaitkan pentakwilannya dengan al-Qur'an, kedua, dengan hadis-hadis setema, ketiga pendapat ulama', dan keempat, pendekatan logika bahasa, dengan syarat sesuai dengan kesimpulan akal yang sehat, syari'at yang benar, pengetahuan yang pasti, dan fakta yang tidak diragukan. Kemudian qarinah (indikator) yang digunakan adalah qarinah lafziyya (indikator dalam teks) dan ini adalah yang diprioritaskan baru kemudian qarinah haliyyah (indikator diluar teks). Hal ini karena Yusuf al-Qaradawi dalam memaknai teks selalu berangkat dari makna apa yang terdapat dalam teks, sebelum mencari makna sesuai konteks. Implikasi dari metode pamahamannya dalam pemahaman hadis Nabi, di antaranya, pertama, pemahaman teks hadis harus berasal dari teks, kedua, pentingnya pendekatan secara majazi terhadap hadis-hadis yang sulit difahami, tanpa terkecuali hadis metafisik dan sifat-sifat Tuhan, ketiga, riwayat bi alma'na tidak dapat dikesampingkan dalam pemahaman hadis yang mengandung majaz. %Z Pembimbing : 1. Prof. Dr. Suryadi,M.Ag 2.Dr. H. Abd. Mustaqim, M.Ag.