@phdthesis{digilib33497, month = {July}, title = {PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN KONFLIK DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 11470060 ROUF ULALHANA}, year = {2018}, note = {Dr. Imam Machali, S.Pd.I, M.Pd.}, keywords = {Peran Kepala Sekolah, Bentuk-bentuk Konflik, pengelolaan Konflik}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33497/}, abstract = {Latar belakang masalah penelitian ini adalah bahwa idealnya seorang Kepala sekolah harus kompeten dan berperan aktif dalam pengelolaan dinamika konflik. Konflik yang terjadi akan menjadi sebuah anugerah apabila berhasil dalam pengelolaannya, namun sebaliknya apabila konflik ditanggapi secara negatif, maka akan menjadi bencana baik yang sifatnya besar ataupun kecil. Maka disinilah terlihat bahwa betapa pentingnya peran kepala sekolah dalam melakukan pengelolaan konflik dalam lembaga sekolah yang dipimpinnya. Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Bantul, termasuk sekolah yang tidak dapat terlepas dari konflik, mulai dari konflik intrapersonal hingga konflik interorganisasi. Di SMK Muhammadiyah 1 Bantul masih muncul konflik-konflik yang menyebabkan rasa tidak nyaman sebagai warga sekolah. Seperti adanya pembagian tugas yang terlalu berat, pembagian tugas yang tidak merata, serta adanya komunikasi yang kurang baik, dan masih adanya kekurangan sumber daya yang ada dalam lembaga, seperti fasilitas, anggaran, jabatan, kesempatan untuk berkarier dan sebagainya. Hal tersebut yang pada akhirnya menjadi cikal bakal adanya konflik, dikarenakan adanya keterbatasan yang tidak menutup kemungkinan akan memunculkan pertanyaan mengenai hak, keadilan dan kebijaksanaan atasan terhadap bawahannya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara semi terstruktur, angket terbuka, dan dokumentasi. Analisis data meliputi trianggulasi sumber, trianggulasi teknik,trianggulasi waktu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Bentuk-bentuk konflik yang terjadi adalah konflik interpersonal, intragroup, intergroup, intraorganisasi, interorganisasi.. (2) Kepala sekolah berperan sebagai manajer, edukator, innovator, dan motivator. (3) faktor yang mendukung yaitu: komunikasi yang bagus dan adanya monitoring serta evaluasi mingguan yang teratur dan berkelanjutan, serta pembagian tugas yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing unit atau bagian. Faktor yang menghambat: human error, pihak-pihak yang berkonflik kurang kooperatif, kurangnya kerja sama antar unit di sekolah.} }