%0 Thesis
%9 Masters
%A Arif Al Ghazy, NIM. 16204010005
%B FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
%D 2018
%F digilib:33603
%I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
%K Integratif, Lembaga, Intlektual Tradisional, Riset Ilmiah.
%P 190
%T PENGEMBANGAN BERPIKIR INTEGRATIF  DALAM PENDIDIKAN TAKHASUS DAN PENDIDIKAN UMUM  (Studi Kasus di Pondok PesantrenAl–Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat)
%U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33603/
%X Berfikir integratif merupakan jawaban yang dinantikan umat Islam dewasa  ini, corak berfikir seperti inilah yang akan dapat mendamaikan perseteruanperseteruan  yang terjadi akibat golongan dan bendera organisasi yang berbeda, pada  hakikatnya di dalam perbedaan terdapat persamaan yang sangat memungkinkan untuk  disatukan karena terkandung sebuah ideologi bahwa kuatnya sebuah bangunan terdiri  dari berbagai macam material yang berbeda, indahnya sebuah lukisan tercipta dari  perpaduan warna yang berbeda, ketika berdiri menegakan sholat, satu irama satu  gerakan dengan imam, satu lantunan yang dikeluarkan tanpa memandang dari negara  mana ia berasal, warna kulit apa yang menempel pada tubuhnya, bahasa apa yang ia  gunakan.Yayasan Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny menerapkan integrasi lembaga  yang bertujuan untuk mencetak peserta didik yang moderat. Oleh karena itu, penulis  ingin meneliti lebih dalam bagaimana pengembanga berfikir integratif dalam  pendidikan Takhasus dan pendidikan umum (STID)  Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana cara untuk bisa  memiliki corak berpikir yang integratif, instrumen apakah yang dibutuhkan untuk  mencapai corak berpikir yang integratif. Penelitian ini termasuk jenis penelitian  lapangan (Field Research) yang bersifat deskriptif dengan model penelitian Kualitatif  dengan menggunakan teori tentang berpikir perspetif psikologi, teori tentang  integratif beserta landasan, konsep, dan model integratif, yang kemudian dilanjutkan  dengan penarikan kesimpulan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa, landasan integrasi yang diterapkan oleh  Yayasan Pondok Pesantren AL-Ishlahuddiny ini adalah landasan Teologis, Filosofis,  Kultural, Sosiologis dan Historis. Konsep integrasi yang diterapkan adalah konsep  prisma segi enam. Sudut tertinggi dari prisma tersebut adalah Tuhan, sudut  terendahny adalah peserta didik, empat sudut lainya berfungsi sebagai penjagaan di  kedua sisi agar peserta didik tidak membiaskan pemikiran dalam memahamai bahan  pelajaran yang disuguhkan, hal tersebut juga didukung oleh interpensi guru.
%Z Dr. Muqowim, M.Ag.