@mastersthesis{digilib33651, month = {July}, title = {RELASI SUAMI ISTRI DALAM KELUARGA (STUDI TERHADAP WARGA BINAAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A YOGYAKARTA)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 1520310052 HAFIDZ RIDHO}, year = {2018}, note = {Dr. Ahmad Bahiej, S.H., M.Hum.}, keywords = {relasi suami istri, lembaga pemasyarakatan}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33651/}, abstract = {Konsep relasi suami dan istri adalah salah satu aspek yang telah diatur dalam Islam. Hal ini dijelaskan bahwa fungsi hukum keluarga Islam adalah sebagai pengatur mekanisme hubungan timbal balik antara sesama anggota keluarga. Dengan adanya ikatan perkawinan, suami istri diikat dengan komitmen untuk saling melengkapi antara keduanya dengan memenuhi hak dan kewajiban masing-masing. Nilai-nilai yang terkandung pada relasi ini bertujuan untuk mencapai keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah. Usaha pasangan suami istri untuk menggapai kebahagiaan dalam perkawinan diuji ketika salah satu dari suami atau istri terlibat suatu perkara yang dianggap bersalah di mata hukum, sehingga mereka kehilangan kemerdekaan dan diharuskan menjalani pembinaan sementara di dalam lembaga pemasyarakatan. Relasi suami istri menjadi tidak sehat karena hak dan kewajiban pasangan tidak terpenuhi sebagaimana mestinya. Realita yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan klas II A Yogyakarta, tidak sedikit dari pasangan narapidana yang masih kokoh dan setia terhadap ikatan perkawinannya. Mereka tetap bersama dalam ikatan suami istri dengan segala konsekuensinya. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang berlokasi di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta. Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis, yaitu dengan memaparkan materi-materi pembahasan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang diteliti, kemudian dianalisis secara cermat guna memperoleh hasil yang dapat dipertanggung jawabkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif-filosofis yaitu dengan mengacu pada aturan hukum Islam dengan dalil-dalil dari Al-Qur?an dan Hadis, dan pendapat Ulama, kemudian menggunakan pendekatan maqashid syari?ah untuk menganalisis permasalahan yang terjadi dalam praktek relasi suami istri pada warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Yogyakarta. Kesimpulan dari penelitian ini dapat diketahui dua alasan yang menguatkan pasangan suami istri warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta untuk tetap mempertahankan hubungan perkawinannya. Alasan pertama yaitu keyakinan dan harapan akan kehidupan yang lebih baik di masa depan ketika mereka selesai menjalani pembinaan. Alasan yang kedua yaitu perasaan bersalah kepada anak atas status orangtua sebagai warga binaan pemasyarakatan, untuk itu mereka tidak mau merusaknya lebih jauh dengan adanya perceraian. Perkawinan merupakan perjanjian yang kuat (m{\=i}ts{\=a}qan ghal{\=i}dh{\=a}), pengabaian pasangan atas tidak terpenuhinya hak dan kewajiban diantara mereka demi keutuhan rumah tangga menjadi indikasi telah tertanam mawaddah diantara mereka. Konteks merelakan hak untuk menjaga kelestarian rumah tangga lebih diutamakan daripada terjadinya sebuah perceraian, karena perdamaian dalam segala hal selama tidak melanggar tuntunan Allah adalah lebih baik. Kerelaan untuk mengisi kekosongan peran dalam pemenuhan kewajiban rumah tangga selama pasangan berhalangan untuk menunaikannya, menjadi tolok ukur telah adanya ra{\d h}mah diantara mereka.} }