%0 Thesis %9 Skripsi %A Rabiatul Adawiyah Madawat M, NIM. 14110025 %B Fakultas Adab dan Ilmu Budaya %D 2018 %F digilib:33672 %I UIN Sunan Kalijaga %K Kritik sastra Arab, drama puisi, intertekstual, signifikansi %P 101 %T Al Alaqah Bayna Al Masrihatayn Al Shi'riyataynMajnun Layla Li Ahmad Shawqiy Wa Layla Wa Al Majnun Li Salah Abdussabur : Dirasha Tahliliyyah Tanasiyyah %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33672/ %X Penggunaan kritik sastra teori interteks dalam sastra Arab modern baru muncul sekitar seperempat abad setelah munculnya kritik sastra Barat. Dalam pengertian interteks, diantara para kritikus paling menonjol di Barat adalah Julia Kristeva sebagai pelopor pertama pemahaman ini. Sebuah istilah yang diciptakan Julia Kristeva untuk merujuk adanya keterkaitan antar teks tertentu dengan teks-teks lain. Kajian intertekstual selalu berpegang teguh pada prinsipnya bahwa dalam sebuah teks ada teks yang saling berdialog, mengalami sebuah penyerapan maupun transformasi dari berbagai mosaik kutipan teks lain. Kajian ini mengebolarasi karya sastra dengan berbagai teks yang ada diluarnya, termasuk karya tulis ilmiah. Karena dengan sebuah pertalian dapat memberikan makna-makna yang lebih komprehensif terhadap karya sastra tersebut. Selain itu, akan nampak pula teks mana yang menjadi hipogram dan transformasi. Drama puisi Majnun Layla oleh Ahmad Syauqi dan Layla wa al-Majnun oleh Shalah Abdu as-Shabur merupakan dua karya yang memiliki sebuah affinity, paralelisme maupun berbagai varian teks lain yang saling berkesinambungan, Kajian ini menyimpulkan bahwa kedua karya memiliki hubungan, baik dari sisi intrinsik maupun ekstrinsik meskipun keduanya memiliki waktu pengkisahan yang terlampau jauh, terdapat pula signifikansi teks transformasi yang menjadi tingkat kreatifitas pengarang Kata kunci : Kritik sastra Arab, drama puisi, intertekstual, signifikansi %Z Dr. Zamzam Afandi, M.Ag.