TY - THES N1 - Dr. Rr. Siti Kurnia Widiastuti, S.Ag. M.Pd. M.A ID - digilib33680 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33680/ A1 - MOH ASY'ARI, NIM. 11540041 Y1 - 2018/08/09/ N2 - Peristiwa pertentangan yang mendalam antara masyarakat Islam dan warga NU khususnya dengan komunisme mempunyai beberapa perbedaan mendasar baik secara ideologi, politik dan kultur antara keduanya. Peristiwa benturan terjadi di berbagai daerah di Pulau Jawa maupun Sumatera. hingga pada masa Orde Baru dan sesudahya anti-komunisme muncul sebagai wacana yang dominan dalam masyarakat Indonesia. Komunisme distigmatisasi secara negatif, melalui berbagai strategi politik dan budaya, strategi itu antara lain pemberlakuan Tap MPR No. 25/1966, seperti produksi buku-buku teks sejarah dengan perspektif tunggal, produksi film propaganda pengkhianatan G30S/PKI. Peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau yang kemudian dikenal dengan G30S/PKI itu merupakan peristiwa tragis yang tidak pernah dilupakan oleh bangsa ini, baik oleh TNI, masyarakat sipil, NU maupun kalangan PKI sendiri. PKI yang direpresentasikan oleh anggota-anggotanya dipersepsikan sebuah ancaman politik oleh Orde Baru. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Data diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Dengan menggunakan tehnik wawancara dan observasi. Data yang diperoleh di lapangan dikaji melalui tiga tahap, yaitu tahap reduksi data, tahap display data dan verifikasi. Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan historis sosiologis dengan menggunakan teori Hegemoni Antonio Gramsci. Hasil penelitian ini menemukan bahwa masih melekatnya memori terhadap kebengisan PKI yang diperoleh dari informasi berbagai media seperti film yang diproduksi oleh Rezim Orde Baru maupun buku-buku sejarah yang melihat dari kaca mata tunggal Orde Baru dan cerita dari orang-orang yang terlibat dalam konfrontasi berdarah dengan PKI dalam hal ini adalah cerita dari saksi sejarah. Warga Nahdliyin PCNU Kota Yogyakarta bersikap bahwasanya peristiwa yang pernah dialami oleh NU maupun PKI tidak menyarankan untuk dibuka kembali peristiwa yang telah terjadi, jika memang ada kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai eks keluarga PKI maka lebih baik rekonsiliasi secara kultural dan memilih menjaga keharmonisan bangsa dan negara. Hegemoni kekuasaaan Orde Baru bukan hanya sekedar melalui media perfilman akan tetapi dalam rangka penghapusan komunisme di Indonesia negara melakukan propaganda di berbagai bidang, baik di bidang media, pendidikan dan kebudayaan. Produk kebudayaan yang diciptakan oleh rezim Orde Baru dalam membentuk kesadarana masyarakat terhadap komunisme merupakan istilah hegemoni melampaui pemikiran kaum pluralis atas ide bahwa integrasi sosial didapat melalui konsensus. Dalam perspektif hegemoni, bagaimana konsensus hegemoni kekuasaan memproduksi propaganda, sehingga kelompok-kelompok yang dikuasai memberikan kepatuhan dengan sukarela kepada aturan pihak yang lebih kuat. Wacana anti terhadap komunisme tersebut hingga hari ini masih berlaku kepada warga masyarakat Indonesia secara umum hingga warga Nahdliyin PCNU Kota Yogyakarta pada khususnya, stigma yang dibangun terhadap komunisme selalu dengan narasi negatif. PB - UIN SUNAN KALIJAGA KW - NU KW - PKI KW - Hegemoni M1 - skripsi TI - HEGEMON! KEKUASAAN DALAM MEMBENTUK KESADARAN WARGA NAHDLIYIN TERHADAP KOMUNISME (STUDI KASUS WARGA NAHDLIYIN PCNU KOTA YOGYAKARTA) AV - restricted EP - 102 ER -