%0 Thesis %9 Skripsi %A YUSFIDA AWALIA ROHMA, NIM. 13540031 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM, %D 2018 %F digilib:33691 %I UIN SUNAN KALIJAGA %K Paradoks, Representasi Sosial, Sinetron, Ustadz Kemed %P 153 %T PARADOKSI REPRESENTASI SOSIAL (STUDI ATAS SIKAP USTADZ KEMED DI SINETRON DUNIA TERBALIK DI RCTI) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33691/ %X Ustadz merupakan istilah yang sering dipakai di Indonesia untuk menyebut dan memanggil kalangan orang berlatar pendidikan yang tinggi yang tentunya mempunyai ilmu pengetahuan yang luas dan mumpuni, khususnya di bidang agama Islam. Ustadz juga berperan sebagai pendakwah yang dibutuhkan oleh masyarakat Muslim untuk mempertahankan identitas keislaman. Namun, hal tersebut tidak sesuai dengan yang direpresentasikan oleh Ustadz Kemed dalam sinetron Dunia Terbalik, karena ia kurang menguasai ilmu agama dan hanya terpaku pada internet, namun sangat dibutuhkan dan harapan bagi masyarakat sebagai satu-satunya ustadz di desa tersebut sekaligus menjadikannya orang yang dihormati dan dibutuhkan serta mendapat pengakuan dari masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk paradoksi representasi sosial ustadz Kemed dan bagaimana hubungan interaksi sosial ustadz Kemed dengan masyarakat di sinetron tersebut, menggunakan metode penelitian kualitatif analisis semiotik Charles Sanders Pierce dengan konsep triangle meaning, yaitu sign, object dan interpretant, untuk mengetahui bentuk-bentuk paradoksi ustadz Kemed. Untuk mengetahui paradoksi representasi sosial serta hubungan interaksi sosial ustadz Kemed dengan masyarakat di sinetron tersebut menggunakan pendekatan manifestasi representasi sosial Moscovici, yang mencakup mengapa ustadz Kemed melakukan hal tersebut dan bagaimana ia berinteraksi dengan masyarakat di sinetron tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat paradoksi representasi sosial atas sikap ustadz Kemed di sinetron Dunia Terbalik, yaitu pada sikap ustadz Kemed dalam menjalankan perannya sebagai seorang ustadz, seperti memberikan ceramah, memimpin acara serta doa, meruqyah, dan memberikan nasihat dalam keterbatasan ilmunya yang kurang, namun ia berusaha memberikan segala kemampuannya untuk masyarakat. Ia melakukan sedemikian rupa untuk berusaha untuk menutupi kekurangannya guna mempertahankan figurnya sebagai ustadz serta menjalankan tugasnya yang ia emban. Dengan figurnya yang sudah melekat, ia menjadi panutan bagi masyarakat karena dinggap memiliki berkepribadian Islami dan dapat berpengaruh positif bagi masyarakat, dan adanya simbiosis mutualisme antara ustadz Kemed dengan masyarakat %Z Dr. Hj. Adib Sofia, S.S, M.Hum.