%0 Thesis %9 Skripsi %A MUHAMMAD MUKHLIS ARDIANTO, NIM. 13540061 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLA, %D 2018 %F digilib:33693 %I UIN SUNAN KALIJAGA %K Umat Baha’i, Umat Islam, Identitas, Sistem AGIL, Interaksi Sosial. %P 173 %T POLA INTERAKSI MASYARAKAT BAHA’I DENGAN MASYARAKAT MUSLIM DESA CEBOLEK, MARGOYOSO, PATI %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33693/ %X Masyarakat desa Cebolek, Margoyoso, Pati terdiri dari beberapa masyarakat yang berbeda agama, salah satunya adalah agama Islam dan Baha’i. Awal mula keberadaan agama Baha’i mendapatkan beberapa persepsi negatif, serta sempat terjadi penolakan terkait pemakaman umat Baha’i di pemakaman desa. Hal ini diperparah dengan pelarangan umat Baha’i di Indonesia oleh pemerintah Indonesia pada waktu itu. Keberadaan umat Baha’i kini di Cebolek mendapatkan tempat dan terjalin interaksi yang sehat dengan masyarakat sekitar. Penelitian ini menggali bagaimana pola interaksi yang terjadi antara masyarakat Baha’i dan Muslim desa Cebolek, serta bagaimana persatuan dan pemeliharaan kerukunan antara masyarakat Baha’i dan Muslim desa Cebolek. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Pengambilan data diperoleh dari sumber data primer dan sekunder. Data primer didapat melalui teknik observasi terlibat, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data sekunder diambil dari sumber-sumber yang dianggap relevan, seperti: buku, jurnal, media cetak, dll. Data yang diperoleh di lapangan dikaji dengan menggunakan teknik deskriptif-interpretatif. Penelitian ini menggunakan Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons. Teori ini digunakan untuk menganalisis pola interaksi antara masyarakat dengan menggunakan skema AGIL. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasanya masyarakat Baha’i memiliki interaksi yang sehat dengan masyarakat Muslim sekitar. Sehingga mereka turut aktif berpartisipasi dan dilibatkan dalam setiap kegiatan desa, tradisi muslim Cebolek, dan mendapatkan mandat dalam struktur pemerintahan desa. Masyarakat Baha’i dapat beradaptasi dengan masyarakat muslim dikarenakan beberapa faktor, seperti: kesamaan identitas, mengetahui posisi mereka sebagai minoritas, keterbukaan masyarakat, dan peran aktif aparatur desa serta tokoh agama setempat dalam menjaga stabilitas keamanan dan memelihara kerukunan dalam keberagaman umat beragama %Z Dr. Moh. Soehadha, S.Sos., M.Hum.,