TY - THES N1 - Dr. Fakhruddin Faiz ID - digilib33723 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33723/ A1 - UMI HAFSAH, NIM. 1520510043 Y1 - 2018/05/14/ N2 - Tindakan manusia hampir tidak pernah diperbincangkan secara netral. Sebagian besar tindakan tersebut selalu berkaitan dengan penilaian baik dan buruk atau benar dan salah. Hal ini disebabkan karena manusia mempunyai kebebasan dalam bertindak. Oleh sebab itu, setiap masyarakat dari zaman dan tradisi manapun mempunyai aturan tindakan. Aturan inilah yang disebut sistem moral. Etika sebagai cabang dari filsafat merupakan refleksi kritis dan sistematis dari moralitas. Sejak saat kemunculannya sampai sekarang, diskursus etika terus mengalami perkembangan. Dalam filsafat Islam, etika mempunyai cakupan materi cukup luas mulai dari teks teologi, komentar para filsuf Islam tentang pemikiran filsuf Yunani, hingga teks mistik sufi. Penelitian ini mengkaji filsafat moral ?ab??ab??? dengan fokus kajian terhadap prinsip wuj?b dan istikhd?m. Untuk menjelaskan bangunan etikanya, penulis merujuk langsung pada karya primer ?ab??ab???. Penulis kemudian menggunakan teori etika teleologis untuk menganalisis corak filsafat moral tersebut. Penulis menyimpulkan bahwa apa yang dijelaskan oleh ?ab??ab??? mengenai baik dan buruk bukan sekedar anjuran moral, melainkan filsafat moral. ?ab??ab??? membangun etikanya di atas landasan ontologis dan epistimologis yang kuat. Karakteristik teleologis dalam etika ?ab??ab??? dapat dilihat dari klaimnya bahwa setiap eksistensi diciptakan lengkap dengan sarana dan prasarana untuk mencapai kesempurnaan. Tindakan yang baik dirumuskan dengan tindakan yang sesuai kodrat penciptaan, yaitu memanfaatkan seluruh hal yang melekat pada diri manusia. Corak teleologis juga dapat dilihat dari analisis ?ab??ab??? dalam menjelaskan perbuatan yang semata-mata tidak hanya pada esensi perbuatannya, tapi pada tujuan perbuatan tersebut, yaitu manfaat. Motif dasar dari tindakan individual adalah wuj?b, yaitu kesadaran perlunya melakukan sesuatu. Wuj?b merupakan derivasi dari kesadaran manusia atas apa yang melekat pada dirinya. Dari konsep inilah, baik dan buruk dibangun. Dalam tindakan individual, baik adalah ketika seseorang melakukan sesuatu yang dianggapnya sebagai kebutuhan dengan pertimbangan akal. Akal menjadi landasan karena ia merupakan hal yang melekat pada diri manusia. Prinsip istikhd?m yang merupakan salah satu inti bangunan etikanya sangat menekankan posisi individu dalam masyarakat. Sisi individu ini meniscayakan perbedaan yang ada pada masing-masing manusia, baik itu dalam proses berpikir maupun dalam bertindak. Sehingga, etika ?ab??ab??? sangat menghargai individu sebagai eksistensi yang unik dan khas. Implikasi dari pendapat ini adalah bahwa hukum yang ada pada masyarakat tidak bisa mereduksi kekhasan masing-masing individu, walaupun kekhasan individu juga tidak bisa dijadikan alasan untuk menolak kecenderungan bermasyarakat. Penekanan terhadap individu inilah yang sekaligus membuat bangunan etika ?ab??ab??? melampaui kajian etika teleologis pada umumnya. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Filsafat moral KW - ?ab??ab??? KW - Wuj?b KW - Istikhd?m. M1 - masters TI - FILSAFAT MORAL ?AB??AB??? (ANALISIS TELEOLOGIS ATAS PRINSIP WUJ?B DAN ISTIKHD?M) AV - restricted EP - 211 ER -